Pasokan Minyak Saudi Terhambat, Harga Minyak Lanjut Menguat

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
18 February 2019 09:12
Hingga pukul 09:00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April naik sebesar 0,17% ke posisi US$ 66,36/barel
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah pada pagi hari ini (18/2) masih lanjut menguat.

Hingga pukul 09:00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April naik sebesar 0,17% ke posisi US$ 66,36/barel, setelah sebelumnya juga menguat 2,6% akhir pekan lalu (15/2).

Sementara harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak Maret juga menguat sebesar 0,18% ke level US$ 55,89/barel, setelah ditutup naik 2,54% pada perdagangan sebelumnya.

Selama sepekan harga minyak tercatat naik sekitar 7,26% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga si emas hitam masih tercatat naik sekitar 23%.



Selain karena rencana pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang sudah mulai direalisasikan sejak awal tahun, pasokan minyak dari Arab Saudi juga berpotensi terpangkas lebih dalam.

Pada hari Jumat (15/2), perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco melaporkan bahwa sebagian fasilitas produksi di ladang minyak lepas pantai Safiniyah terpaksa berhenti akibat terputusnya kabel listrik utama yang mengaliri listrik ke anjungan, mengutip Reuters.

Padahal, ladang minyak Safiniyah memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta barel/hari. Hingga malam hari kemarin, belum ada kabar kapan fasilitas produksi di area tersebut bisa kembali berproduksi secara penuh.

Di sisi lain, masih berlakunya sanksi Amerika Serikat (AS) atas Iran dan Venezuela juga turut menghambat pasokan minyak di pasar global.

Namun demikian perusahaan energi Baker Huges pada akhir pekan lalu mengatakan bahwa jumlah rig minyak aktif di AS pada minggu lalu meningkat 1 unit, menjadi 857.

Artinya, jumlah rig saat ini meningkat dari tahun lalu dimana jumlahnya kurang dari 800.

Meningkatnya jumlah rig yang aktif di AS mengindikasikan bahwa produksi minyak Negeri Paman Sam masih akan terus meningkat dan membanjiri pasokan minyak dunia.

Hal tersebut memberi sentimen negatif bagi keseimbangan fundamental yang dapat meneka harga minyak.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(taa/roy) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular