
Terima Kasih, Sale! Angka Ritel Inggris Rebound di Januari
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 February 2019 19:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan ritel Inggris rebound cukup tinggi pada Januari karena berbagai penawaran diskon pakaian berhasil menarik pembeli. Data ini menangkal tren perlambatan belanja konsumen menjelang Brexit yang akan terjadi pada akhir Maret.
Volume penjualan ritel naik 1% pada Januari saja, jauh lebih tinggi dari kenaikan 0,2% yang diperkirakan ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Sebelumnya pada Desember, lalu penjualan ritel Inggris mengalami penurunan terbesarnya dalam satu setengah tahun, menurut Kantor Statistik Nasional (ONS).
Dibandingkan dengan tahun lalu, penjualan ritel naik 4,2% di Januari, kenaikan tahunan tertinggi sejak Desember 2016 dan jauh melampaui hampir semua perkiraan dalam jajak pendapat yang memproyeksikan kenaikan 3,4%.
"Toko pakaian mencatatkan penjualan yang kuat, memikat konsumen dengan penurunan harga, dan penjualan makanan juga tumbuh setelah sedikit menurun setelah Natal," kata ahli statistik ONS Rhian Murphy, mengutip Reuters, Jumat (15/2/2019).
Ekonomi Inggris melambat tajam dalam beberapa bulan terakhir tahun 2018 tetapi data hari Jumat menunjukkan bahwa belanja konsumen tetap kuat, bahkan saat sektor lain, seperti manufaktur, kesulitan untuk tumbuh menjelang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Brexit dijadwalkan dilangsungkan pada 29 Maret tetapi belum ada kejelasan tentang apakah Inggris dapat keluar dengan kesepakatan transisi. Ketidakpastian ini telah menekan investasi bisnis di negara itu.
Dalam tiga bulan hingga Januari, dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan penjualan ritel naik ke rekor tertinggi enam bulan, menjadi 3,5% dari 2,9% pada Desember.
Penjualan pakaian, menurut perhitungan ini, tumbuh dengan volume terbesar sejak September 2017.
Data yang dirilis pada Jumat (15/2/2019), juga mengindikasikan pengeluaran konsumen mungkin telah pulih sebagian dari perlambatan akhir tahun lalu, ketika rumah tangga membatasi pengeluarannya setelah banyak berbelanja selama musim panas dan Piala Dunia.
Saksikan video mengenai perlambatan ekonomi Inggris berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Jelang Brexit, Belanja Konsumen Inggris Anjlok di November
Volume penjualan ritel naik 1% pada Januari saja, jauh lebih tinggi dari kenaikan 0,2% yang diperkirakan ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Sebelumnya pada Desember, lalu penjualan ritel Inggris mengalami penurunan terbesarnya dalam satu setengah tahun, menurut Kantor Statistik Nasional (ONS).
Dibandingkan dengan tahun lalu, penjualan ritel naik 4,2% di Januari, kenaikan tahunan tertinggi sejak Desember 2016 dan jauh melampaui hampir semua perkiraan dalam jajak pendapat yang memproyeksikan kenaikan 3,4%.
Ekonomi Inggris melambat tajam dalam beberapa bulan terakhir tahun 2018 tetapi data hari Jumat menunjukkan bahwa belanja konsumen tetap kuat, bahkan saat sektor lain, seperti manufaktur, kesulitan untuk tumbuh menjelang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
![]() |
Brexit dijadwalkan dilangsungkan pada 29 Maret tetapi belum ada kejelasan tentang apakah Inggris dapat keluar dengan kesepakatan transisi. Ketidakpastian ini telah menekan investasi bisnis di negara itu.
Dalam tiga bulan hingga Januari, dibandingkan dengan tahun lalu, pertumbuhan penjualan ritel naik ke rekor tertinggi enam bulan, menjadi 3,5% dari 2,9% pada Desember.
Penjualan pakaian, menurut perhitungan ini, tumbuh dengan volume terbesar sejak September 2017.
Data yang dirilis pada Jumat (15/2/2019), juga mengindikasikan pengeluaran konsumen mungkin telah pulih sebagian dari perlambatan akhir tahun lalu, ketika rumah tangga membatasi pengeluarannya setelah banyak berbelanja selama musim panas dan Piala Dunia.
Saksikan video mengenai perlambatan ekonomi Inggris berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Jelang Brexit, Belanja Konsumen Inggris Anjlok di November
Most Popular