Cerai dengan Rajawali, Tak Mudah Felda Angkat Kaki dari BWPT

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
12 February 2019 18:40
Put option atas transaksi tersebut harus memenuhi sejumlah syarat dan kondisi yang sudah disepakati.
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar pecah kongsi antara Grup Rajawali dengan Federal Land Development Authority (Felda), atas transaksi pembelian 37% saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) tampaknya akan ribet

Upaya Felda untuk mengakhiri perjanjian kemitraan dan menuntut pengembalian US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,99 triliun dana yang digunakan untuk mengakuisisi saham BWPT akan berlanjut dan panjang.

Pasalnya dalam perjanjian yang menyebutkan adanya put option atas transaksi tersebut harus memenuhi sejumlah syarat dan kondisi yang sudah disepakati.

Felda, pada 2016 mengakuisisi 37% saham BWPT melalui anak usahanya FIC Properties Sdn Bhd. Sumber yang mengetahui transaksi tersebut mengatakan banyak kondisi yang harus terpenuhi sebelum put option tersebut dapat dilakukan.

Upaya Felda mempersoalkan sertifikasi roundtable of suistainable palm oil (RSPO) BWPT sebenarnya tidak bisa menggugurkan perjanjian tersebut. Pasalnya menurut perjanjian tersebut, tenggat untuk mendapatkan sertifikasi RSPO hingga pertengahan 2019.

Sementara, BWPT saat ini sedang berproses untuk mendapatkan sertifikasi RSPO dan secara rutin berdiskusi tentang perkembangan yang dilakukan. "Dan tidak lama lagi perusahaan akan memperoleh sertifikat RSPO ini," kata sumber tersebut.

Sertifikasi RSPO merupakan akreditasi perusahaan sawit yang memperhatikan kesinambungan (going concern) bisnis.

Pada saat transaksi dilakukan, Felda memiliki pohon sawit tua dan kurang produktif, serta telat melakukan replanting atau penanaman ulang sehingga mencari alternatif lain untuk menjaga pasokan bahan baku minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Felda kemudian menempuh cara mengakuisisi perusahaan yang memiliki lahan sawit yang masih produktif. BWPT memiliki luas lahan lebih dari 150 ribu hektare dan umur pohon sawit yang produktif.

Tanaman sawit milik BWT dalam 5-6 tahun ke depan masuk usia dengan tingkat produktivitas tertinggi. Pada 2019, rata-rata usia tanaman perseroan mencapai 10 tahun.

Artinya, pada 2021 atau saat usia rata-rata pohon mencapai 12 tahun, kelapa sawit mulai mencapai masa puncak produksinya.

Sebelumnya, seperti diberitakan Straits Times Felda berencana mengakhiri kemitraan Rajawali Group. Selain itu pemerintah Malaysia juga menuntut pengembalian lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,99 triliun dana yang digunakan untuk mengakuissi saham BWPT.

Put option yang dimaksud, dalam versi Felda, memungkinkan perusahaan milik pemerintah Malaysia itu untuk menjual kembali saham harga pembelian US$ 505,4 juta, bersama dengan biaya bunga tahunan sebesar 6% yang harus ditanggung oleh pihak Indonesia.

Dewan direksi Felda dikabarkan akan memutuskan kerja sama dengan menggunakan put option dalam sebuah surat pada 3 Januari dengan Rajawali, yang dikendalikan oleh pengusaha Peter Sondakh, dengan alasan bahwa Indonesia gagal memenuhi persyaratan utama berdasarkan transaksi awal yang secara pribadi didorong oleh mantan perdana menteri Najib Abdul Razak.
(hps/tas) Next Article Felda Bakal Hengkang, Saham BWPT Ditutup Anjlok 12%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular