Gara-Gara CAD, IHSG Anjlok 1% Lebih!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 February 2019 16:57
Lagi-Lagi CAD
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Bengkaknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kembali menjadi momok bagi pasar saham tanah air. Sepanjang kuartal-IV 2018, CAD diumumkan senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, naik dari capaian kuartal-III 2018 yang sebesar 3,37% dari PDB. CAD pada kuartal-IV 2018 merupakan yang terparah sejak kuartal-II 2014. 

Alhasil, rupiah kembali dibuat bertekuk lutut di hadapan dolar AS. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.065/dolar AS. Sebagai informasi, pada perdagangan kemarin rupiah melemah hingga 0,54% di pasar spot.

Jika berbicara mengenai rupiah, transaksi berjalan memang merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Dengan CAD yang begitu dalam, wajar jika aksi jual atas rupiah terus dilakukan oleh pelaku pasar.

Pelemahan rupiah kemudian memantik aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) turun 4,03%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,62%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,66%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,64%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,52%.

Akibat aksi jual atas saham-saham bank BUKU 4, indeks sektor jasa keuangan melemah 1,09%, menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi pelemahan IHSG.

Pelemahan rupiah yang signifikan, apalagi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, tentu berpotensi mengerek naik rasio kredit bermasalah/non-performing loan dari bank-bank BUKU 4. (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular