Langkah-langkah Ini Bisa Selamatkan RI dari Lesunya Ekonomi

Prima Wirayani & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 February 2019 18:22
Terus melambatnya perekonomian China, yang menyumbang sekitar 30%-40% bagi pertumbuhan ekonomi global, akan memicu perlambatan ekonomi global.
Foto: Proyek LRT Stasiun Taman Mini (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum mampu beranjak dari kisaran 5%, meski di awal pemerintahannya Presiden Joko Widodo berjanji mendorong produk domestik bruto (PDB) hingga 7% per tahun.

Lemahnya laju pertumbuhan ekonomi RI disebabkan di antaranya karena lemahnya ekspor, melonjaknya impor, serta lambatnya arus investasi langsung.

"Saya pikir hal ini tidak hanya terjadi pada pertumbuhan Indonesia saja. Hanya sedikit pasar negara berkembang yang mendapat aliran dana pada tahun 2018," kata Kepala Ekonom dan Direkur Pelaksana DBS Bank, Taimur Baig, dalam wawancara dengan Safrina Nasution dari CNBC Indonesia Televisi beberapa waktu lalu.

"Sementara bagi PMA [penanaman modal asing] masih sulit, mengingat ada banyak ketidakpastian seperti perang dagang dan perlambatan (ekonomi) China, dan lain-lain," tambahnya. "Ini adalah fenomena global."


Terus melambatnya perekonomian China, yang menyumbang sekitar 30%-40% bagi pertumbuhan ekonomi global selama 2 dekade terakhir, akan memicu perlambatan ekonomi global, kata Baig.

Menyikapi hal tersebut, yang harus dilakukan Indonesia adalah membedakan diri dari negara lain sehingga meski prospek global tidak terlihat baik, investor memahami bahwa Indonesia tidak perlu terlalu bergantung pada ekspornya.

Indonesia, kata Baig, memiliki pasar domestik yang sangat besar sehingga Indonesia dapat menciptakan sistem manufaktur otomatis, perakitan perangkat elektronik, aktivitas terkait data dengan fokus pada permintaan domestik.

Langkah-langkah Ini Bisa Selamatkan RI dari Lesunya EkonomiFoto: Infografis/Realisasi Investasi Penanaman Modal Asing/Arie Pratama

"Saya rasa hal terpenting untuk dilakukan adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM), pendidikan, keterampilan, Technical Know-How. Itulah fokus yang perlu diperhatikan," tegasnya.

"Jika Anda ingin perusahaan besar seperti Foxconn membangun pabrik elektronik yang besar di Indonesia, sebaiknya Indonesia memiliki insinyur dan teknisi yang berkualitas tinggi untuk dapat bekerja di pabrik tersebut."

Jadi saya rasa, menciptakan SDM yang berkualitas adalah prioritas utama. Infrastruktur juga hal yang penting, namun hal itu tak perlu dibahas karena saya rasa pemerintah sepenuhnya sadar akan hal itu," ujarnya.

Simak video kutipan wawancara dengan Taimur Baig berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]
(wed) Next Article Bos DBS: Kondisi RI Sekarang Lebih Baik daripada 1998

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular