
Masuki Sesi Eropa, Euro Masih Sulit Taklukan Dolar AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 February 2019 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki sesi perdagangan Eropa, Senin (4/2/2019), euro masih kesulitan mengalahkan dolar Amerika Serikat (AS).
Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, euro kini diperdagangkan di level 1,14471/dolar AS, lebih lemah dibandingkan posisi penutupan hari Jumat (1/2/2019) di level 1,14754/dolar AS.
Data tenaga kerja AS yang oke membuat euro sulit membendung laju dolar AS.
Pada hari Jumat, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Januari 2019 diumumkan sebanyak 304.000, nyaris 2 kali lipat dari ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Penciptaan lapangan kerja pada bulan lalu juga mengalahkan capaian bulan Desember yang sebesar 222.000.
Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Sebagai informasi, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan oleh The Federal Reserve selaku bank sentral AS dalam menentukan kebijakan suku bunga acuannya, selain angka inflasi.
Lantas, kini mulai timbul persepsi bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Februari 2019, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah sebesar 3%. Memang masih kecil, namun probabilitas sebesar 3% tersebut merupakan kenaikan dari posisi 1 Februari yang sebesar 0%.
Ke depannya, probabilitas tersebut bisa semakin besar jika data ekonomi AS terus mendukung. Hal ini sejatinya sangat memungkinkan, mengingat pemerintahan AS kini sudah kembali beroperasi secara penuh, setidaknya sampai 15 Februari mendatang.
Di sisi lain, rilis data ekonomi yang kurang menggembirakan ikut membuat euro tak mampu berbicara banyak. Pada pukul 15:00 WIB, jumlah pengangguran di Spanyol diumumkan bertambah sebanyak 83.500 jiwa sepanjang bulan Januari, di atas konsensus yang sebanyak 60.300 jiwa, seperti dilansir dari Forex Factory.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, euro kini diperdagangkan di level 1,14471/dolar AS, lebih lemah dibandingkan posisi penutupan hari Jumat (1/2/2019) di level 1,14754/dolar AS.
![]() |
Data tenaga kerja AS yang oke membuat euro sulit membendung laju dolar AS.
Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Sebagai informasi, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan oleh The Federal Reserve selaku bank sentral AS dalam menentukan kebijakan suku bunga acuannya, selain angka inflasi.
Lantas, kini mulai timbul persepsi bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Februari 2019, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah sebesar 3%. Memang masih kecil, namun probabilitas sebesar 3% tersebut merupakan kenaikan dari posisi 1 Februari yang sebesar 0%.
Ke depannya, probabilitas tersebut bisa semakin besar jika data ekonomi AS terus mendukung. Hal ini sejatinya sangat memungkinkan, mengingat pemerintahan AS kini sudah kembali beroperasi secara penuh, setidaknya sampai 15 Februari mendatang.
Di sisi lain, rilis data ekonomi yang kurang menggembirakan ikut membuat euro tak mampu berbicara banyak. Pada pukul 15:00 WIB, jumlah pengangguran di Spanyol diumumkan bertambah sebanyak 83.500 jiwa sepanjang bulan Januari, di atas konsensus yang sebanyak 60.300 jiwa, seperti dilansir dari Forex Factory.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/prm) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
Most Popular