
Data Tenaga Kerja Fantastis, Dolar AS Libas Euro
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 February 2019 21:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar AS langsung melibas euro pasca rilis data tenaga kerja yang begitu fantastis. Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, euro kini diperdagangkan di level 1,14556/dolar AS, lebih lemah dibandingkan posisi penutupan kemarin (31/1/2019) di level 1,14764/dolar AS.
Sebelum data tenaga kerja dirilis, dolar AS memang sudah lebih kuat dibandingkan euro, namun terlihat bahwa greenback sudah mulai kehabisan bensin.
Sepanjang bulan Januari, tercipta sebanyak 304.000 lapangan kerja sektor non-pertanian di AS, nyaris 2 kali lipat dari ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Sejatinya, tingkat pengangguran per akhir Januari tercatat naik menjadi 4% dari yang sebelumnya 3,9%. Namun, pelaku pasar nampak tak terlalu mempedulikannya. Dengan peniptaan lapangan kerja yang kuat, ada ekspektasi bahwa tingkat pengangguran akan bisa ditekan kedepannya. Apalagi, pemerintahan AS kini sudah kembali beroperasi secara penuh, setidaknya sampai 15 Februari mendatang.
Dengan penciptaan lapangan kerja yang begitu kuat, ada ekspektasi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS masih akan mengerek naik suku bunga acuan pada tahun ini. Sebelumnya dalam pertemuan yang berakhir pada 30 Januari, The Fed lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.
"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed.
Namun, pelaku pasar wajib berhati-hati. Dolar AS masih bisa dipukul mundur oleh euro. Pasalnya, rata-rata upah per jam hanya tumbuh sebesar 0,1% MoM pada bulan lalu, jauh di bawah konsensus yang sebesar 0,3% MoM. Jika tren ini terus bertahan kedepannya, maka konsumsi masyarakat AS tak akan tumbuh kencang-kencang amat.
Pada akhirnya, tekanan terhadap inflasi menjadi relatif terbatas sehingga urgensi bagi The Fed untuk mengerek suku bunga acuan menjadi berkurang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
![]() |
Sebelum data tenaga kerja dirilis, dolar AS memang sudah lebih kuat dibandingkan euro, namun terlihat bahwa greenback sudah mulai kehabisan bensin.
Sepanjang bulan Januari, tercipta sebanyak 304.000 lapangan kerja sektor non-pertanian di AS, nyaris 2 kali lipat dari ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Dengan penciptaan lapangan kerja yang begitu kuat, ada ekspektasi bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS masih akan mengerek naik suku bunga acuan pada tahun ini. Sebelumnya dalam pertemuan yang berakhir pada 30 Januari, The Fed lagi-lagi mengeluarkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan.
"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed.
Namun, pelaku pasar wajib berhati-hati. Dolar AS masih bisa dipukul mundur oleh euro. Pasalnya, rata-rata upah per jam hanya tumbuh sebesar 0,1% MoM pada bulan lalu, jauh di bawah konsensus yang sebesar 0,3% MoM. Jika tren ini terus bertahan kedepannya, maka konsumsi masyarakat AS tak akan tumbuh kencang-kencang amat.
Pada akhirnya, tekanan terhadap inflasi menjadi relatif terbatas sehingga urgensi bagi The Fed untuk mengerek suku bunga acuan menjadi berkurang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang
Most Popular