
Merger Rampung, Begini Rencana Ekspansi Kredit Bank BTPN
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 February 2019 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank BTPN Tbk meyakini pertumbuhan kredit perusahaan di 2019 masih akan sejalan dengan target rata-rata industri perbankan nasional di level 12,06%.
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana, enggan mengelaborasi lebih lanjut mengenai target pertumbuhan kredit yang dipatok Bank dengan kode saham BTPN tersebut.
"Saya gak bisa share, kami ingin bisa 10 besar, dengan demikian kita bisa tumbuh rata-rata bank di level itu, in-line dengan industri," kata Ongki, saat ditemui awak media di Menara BTN, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan memproyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan pada tahun 2019 bertumbuh di kisaran 13% plus minus 1%.
Paska merger dengan bank asal Jepang Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), BTPN akan melebarkan sayap bisnisnya ke pembiayaan korporasi. Selain itu, perusahaan juga akan membidik potensi segmen komersial, atau UKM dengan cakupan bisnis yang lebih besar dan mengembangkan pembiayaan ke bisnis ritel. Secara komposisi pembiayaan, kata dia, BTPN akan mengalokasikan 50% pembiayaan ke sektor korporasi dan 50% ke sektor usaha mikro, kredit pensiun dan ritel.
"Kredit pensiun ini adalah bisnis utama bank kami di Indonesia, jadi kami akan tetap mengembangkan bisnis kredit pensiun," jelasnya.
Dari sisi kinerja, tahun lalu, pembiayaan BTPN tercatat sebesar Rp 68,1 triliun atau tumbuh 4% dan pendanaan sebesar Rp80,5 triliun, meningkat 5%. Adapun laba bersih BTPN pada tahun 2018 mencapai Rp1,97 triliun, melonjak 61% dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 1,22 triliun.
Dari sisi rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 0,7%, CAR secara konsolidasi sebesar 22,9% dan rasio likuiditas (LFR) sebesar 86%.
Simak video pengumuman selesainya merger BTPN dan Bank Sumitomo Indonesia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Pasca-Merger, BTPN Jadi Bank Aset Terbesar Kedelapan di RI
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana, enggan mengelaborasi lebih lanjut mengenai target pertumbuhan kredit yang dipatok Bank dengan kode saham BTPN tersebut.
"Saya gak bisa share, kami ingin bisa 10 besar, dengan demikian kita bisa tumbuh rata-rata bank di level itu, in-line dengan industri," kata Ongki, saat ditemui awak media di Menara BTN, Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan memproyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan pada tahun 2019 bertumbuh di kisaran 13% plus minus 1%.
"Kredit pensiun ini adalah bisnis utama bank kami di Indonesia, jadi kami akan tetap mengembangkan bisnis kredit pensiun," jelasnya.
![]() |
Dari sisi kinerja, tahun lalu, pembiayaan BTPN tercatat sebesar Rp 68,1 triliun atau tumbuh 4% dan pendanaan sebesar Rp80,5 triliun, meningkat 5%. Adapun laba bersih BTPN pada tahun 2018 mencapai Rp1,97 triliun, melonjak 61% dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 1,22 triliun.
Dari sisi rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 0,7%, CAR secara konsolidasi sebesar 22,9% dan rasio likuiditas (LFR) sebesar 86%.
Simak video pengumuman selesainya merger BTPN dan Bank Sumitomo Indonesia di bawah ini:
(roy/roy) Next Article Pasca-Merger, BTPN Jadi Bank Aset Terbesar Kedelapan di RI
Most Popular