
Mau CAD Turun? Ada Cara Susah, Tapi Ada yang Gampang Kok
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 January 2019 15:00

Bank Indonesia (BI) sejak tahun lalu mengarahkan tujuan kebijakan moneter untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Caranya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan sampai enam kali yang bertujuan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi sehingga impor bisa ditekan.
"Kalau suku bunga meningkat pasti akan mempengaruhi investasi dan impor. Defisit trade balance akan berkurang seiring investasi yang berkurang. Current account masih perlu dibantu, BI masuk dengan kebijakan suku bunga untuk meredam domestic demand. Kita cegah defisit transaksi berjalan terus melebar dan berdampak ke nilai tukar," ungkap Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI, beberapa waktu lalu.
"Suku bunga kita itu memang diarahkan agar sebagai bagian bagaimana kita menurunkan defisit transaksi berjalan dan memastikan bahwa aset keuangan kita menarik secara global," ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, hari ini.
Apa yang dilakukan bank sentral melalui kebijakan suku bunga mungkin adalah obat antiseptik untuk menyembuhkan luka di permukaan. Sebab defisit transaksi berjalan adalah masalah struktural dan harus disembuhkan dengan kebijakan yang lebih struktural juga.
Caranya adalah industrialisasi. Di tengah gelombang ekonomi digital, industrialisasi terasa kuno dan usang. Namun Indonesia belum tuntas dalam industrialisasi, sehingga harus kembali menggalakkannya.
Jika industrialisasi berjalan sukses, maka hasilnya akan luar biasa. Indonesia tidak perlu banyak melakukan impor ketika ekonomi tumbuh, karena kebutuhan bahan baku, barang modal, sampai barang konsumsi bisa disediakan oleh dunia usaha dalam negeri.
Tidak hanya itu, ekspor Indonesia pun lebih berkualitas. Industri dalam negeri yang mumpuni akan menghasilkan barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah. Ekspor semacam ini tentu menghasilkan duit yang lebih besar ketimbang menjual komoditas, yang pendapatannya tidak pasti tergantung harga komoditas global.
Hasil dari impor yang berkurang dan ekspor yang bertambah tentu neraca perdagangan yang sangat sehat. Dalam neraca perdagangan sehat terdapat transaksi berjalan yang kuat. Rupiah pun bisa lebih stabil, bahkan perkasa.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/prm)
"Kalau suku bunga meningkat pasti akan mempengaruhi investasi dan impor. Defisit trade balance akan berkurang seiring investasi yang berkurang. Current account masih perlu dibantu, BI masuk dengan kebijakan suku bunga untuk meredam domestic demand. Kita cegah defisit transaksi berjalan terus melebar dan berdampak ke nilai tukar," ungkap Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI, beberapa waktu lalu.
"Suku bunga kita itu memang diarahkan agar sebagai bagian bagaimana kita menurunkan defisit transaksi berjalan dan memastikan bahwa aset keuangan kita menarik secara global," ujar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, hari ini.
Caranya adalah industrialisasi. Di tengah gelombang ekonomi digital, industrialisasi terasa kuno dan usang. Namun Indonesia belum tuntas dalam industrialisasi, sehingga harus kembali menggalakkannya.
Jika industrialisasi berjalan sukses, maka hasilnya akan luar biasa. Indonesia tidak perlu banyak melakukan impor ketika ekonomi tumbuh, karena kebutuhan bahan baku, barang modal, sampai barang konsumsi bisa disediakan oleh dunia usaha dalam negeri.
Tidak hanya itu, ekspor Indonesia pun lebih berkualitas. Industri dalam negeri yang mumpuni akan menghasilkan barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah. Ekspor semacam ini tentu menghasilkan duit yang lebih besar ketimbang menjual komoditas, yang pendapatannya tidak pasti tergantung harga komoditas global.
Hasil dari impor yang berkurang dan ekspor yang bertambah tentu neraca perdagangan yang sangat sehat. Dalam neraca perdagangan sehat terdapat transaksi berjalan yang kuat. Rupiah pun bisa lebih stabil, bahkan perkasa.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular