Internasional

Penutupan Pemerintah AS Bikin The Fed & Pebisnis Buta Data

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
29 January 2019 12:19
Biro Analisis Ekonomi (BEA) Departemen Perdagangan AS pada Senin (28/1/2019) mengatakan pihaknya menunda rilis data produk domestik bruto (PDB).
Foto: Galeri Seni Nasional yang ditutup karena penutupan sebagian pemerintah (REUTERS/Kevin Lamarque)
Washington, CNBC Indonesia - Meski telah berakhir, penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) akan membuat berbagai pelaku ekonomi negara itu, mulai dari pelaku bisnis hingga bank sentral Federal Reserve, kehilangan arah akibat ketiadaan data ekonomi terbaru.

Biro Analisis Ekonomi (BEA) Departemen Perdagangan AS pada Senin (28/1/2019) mengatakan pihaknya menunda rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal keempat yang dijadwalkan Rabu pekan ini akibat penutupan pemerintahan selama lima minggu terakhir.


Penutupan pemerintahan atau government shutdown terpanjang dalam sejarah itu menghambat pengumpulan berbagai laporan mulai dari penjualan ritel hingga belanja sektor konstruksi, yang masuk ke dalam perhitungan PDB.

Para ekonom, investor, dan pelaku bisnis mengandalkan data dari berbagai lembaga di bawah Departemen Perdagangan, termasuk Biro Sensus, yang tidak beroperasi selama 35 hari ketika shutdown berlangsung.

Juru bicara BEA Thomas Dail mengatakan tidak ada tanggal rilis baru yang telah ditetapkan, dan bahwa instansi sedang berkonsultasi dengan Biro Sensus dan pemasok data lainnya dalam menentukan ketersediaan data yang digunakan untuk menghasilkan berbagai indikator ekonomi.

"Sampai kami tahu lebih banyak tentang kapan sumber data akan tersedia, kami tidak bisa mengatakan apa pun yang pasti tentang tanggal rilis indikator ekonomi tertentu," kata Dail, dilansir dari Reuters. "Kami akan mengerjakan ini secepat mungkin dan memberikan informasi secepat mungkin."

Penutupan Pemerintah AS Bikin The Fed & Pebisnis Buta DataFoto: Sebuah tanda menyatakan Arsip Nasional ditutup karena penutupan sebagian pemerintah federal di Washington, AS, 22 Desember 2018. REUTERS / Joshua Roberts

Penutupan pemerintah, yang berakhir pada Jumat, juga telah menunda rilis laporan penghasilan pribadi bulan Desember yang akan dirilis pada Kamis dan data perdagangan, yang dijadwalkan untuk Selasa depan. Laporan Desember tentang pesanan barang tahan lama, penjualan ritel, perumahan dan penjualan rumah baru juga telah ditunda.

Yang juga tertunda adalah laporan perdagangan November, pengeluaran konstruksi, penjualan rumah baru, dan pesanan pabrik.

Biro Sensus mengatakan sedang memperbarui kalender rilis indikator ekonomi 2019 sambil berkoordinasi dengan lembaga lain dan akan segera menerbitkan jadwal baru setelah tersedia.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada wartawan bahwa "kemungkinan kami akan mendapatkan laporan PDB pada minggu depan."


Laporan November yang tertunda dapat segera dirilis karena sebagian besar informasi yang dibutuhkan kemungkinan besar dikumpulkan sebelum 22 Desember, ketika sekitar seperempat agen federal ditutup.

Berdasarkan apa yang terjadi setelah penutupan pemerintah Oktober 2013, Biro BEA dan Sensus dapat menerbitkan laporan Desember yang tertunda, menjadi beberapa rilis.

Ketiadaan data itu menjadi masalah bagi berbagai pelaku bisnis, termasuk produsen, petani, pengecer, kontraktor, dan lain-lain yang mengandalkan laporan tersebut dalam membuat keputusan tentang belanja modal, produksi, dan mengelola inventaris.

Para pejabat di bank sentral AS Federal Reserve akan melakukan rapat penentuan kebijakan moneter pada Selasa tanpa informasi utama tentang ekonomi negara itu.

"Tidak diragukan lagi, rilis yang tertunda dari indikator ekonomi karena penutupan sebagian pemerintah federal telah membatasi kemampuan pejabat The Fed mengukur tren yang mendasari pertumbuhan ekonomi dan inflasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi," kata Sam Bullard, seorang ekonom senior di Wells Fargo Securities di Charlotte, North Carolina.


(prm) Next Article Dolar Sebenarnya Lagi Loyo, Tapi Kenapa Rupiah Juga Lemah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular