
Waduh Pasar Kembali Koreksi, Yield Obligasi RI Naik Lagi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
29 January 2019 10:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi hari ini, Selasa (29/1/2019) setelah pada perdagangan kemarin sempat menguat.
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain yaitu di India, Malaysia, Rusia, Singapura, dan Thailand.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri yang paling terkoreksi adalah FR0078 dan FR0068 bertenor 10 tahun dan 15 tahun dengan kenaikan yield masing-masing 2,6 basis poin (bps) menjadi 8,12% dan 8,51%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Dua seri acuan lain yaitu seri 5 tahun dan 20 tahun juga terkoreksi dengan kenaikan yield 1,3 bps dan 1,1 bps.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Koreksi Melebar, Yield Obligasi Pemerintah Dekati 8,5%
Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain yaitu di India, Malaysia, Rusia, Singapura, dan Thailand.
Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri yang paling terkoreksi adalah FR0078 dan FR0068 bertenor 10 tahun dan 15 tahun dengan kenaikan yield masing-masing 2,6 basis poin (bps) menjadi 8,12% dan 8,51%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Dua seri acuan lain yaitu seri 5 tahun dan 20 tahun juga terkoreksi dengan kenaikan yield 1,3 bps dan 1,1 bps.
Yield Obligasi Negara Acuan 27 Jan 2019 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 26 Jan 2019 (%) | Yield 27 Jan 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 26 Jan'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.997 | 8.01 | 1.30 | 7.9561 |
FR0078 | 10 tahun | 8.103 | 8.129 | 2.60 | 8.0951 |
FR0068 | 15 tahun | 8.51 | 8.536 | 2.60 | 8.4636 |
FR0079 | 20 tahun | 8.505 | 8.516 | 1.10 | 8.4897 |
Avg movement | 1.90 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article Koreksi Melebar, Yield Obligasi Pemerintah Dekati 8,5%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular