
Caplok Bank Menengah, Bank Mandiri Siapkan Rp 30 T
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
28 January 2019 20:35

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berencana memilih mengakuisisi bank berkapasitas menengah (middle size bank) ketimbang bank-bank kecil. Namun, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengaku, belum ada nama bank yang akan dituju.
"Kalau saya preferensinya middle. Mungkin kalau small mungkin gak terlalu [signifikan pengaruhnya] karena kalau dari [aset] kita Rp1.200 triliun kalau ambil bank, katakanlah, Rp20 triliun itu kan tidak signifikan," kata Tiko usai Paparan Kinerja Bank Mandiri 2018, Jakarta, Senin (28/1/2019).
Tiko menambahkan, sampai saat ini belum ada yang spesifik terkait rencana akuisisi Bank Mandiri. Pihaknya akan melihat kesempatan yang ada terlebih dulu. Namun ia menegaskan bahwa Bank Mandiri punya modal cukup tinggi sebesar 20% lebih CAR-nya.
Selain itu, skala usaha Bank Mandiri besar. "Kalau kami melihat kalau ada potensi yang fit dari sisi bisnis bisa komplementari ke kita bisa juga untuk efisiensi itu kita akan melihat," ucapnya.
Segmen yang bisa dijadikan komplementer, menurut Tiko, terutama segmen menengah (SME). Pasalnya, Bank Mandiri tidak terlalu kuat dalam bidang tersebut. Bank Mandiri cenderung kuat di segmen BUMN, korporasi besar dan segmen payroll.
"Jadi memang bank yang memiliki kemampuan di SME, khususnya di trading segmen value chain karena kita belum terlalu kuat di sana," ucapnya.
Rencana tersebut sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB), kata Tiko. Namun, dalam RBB belum disebutkan nama, hanya kualitatif saja.
Menurut Tiko, saat ini di Indonesia yang menjadi tantangan ialah banyaknya pembeli asing yang berminat. Valuasi masih tinggi sehingga Bank Mandiri akan mempertimbangkan apabila berminat untuk mengambil bank tertentu.
"Karena memang kalau bersaing dengan bank asing kan valuasi ya tinggi." Tandasnya.
Ketika ditanya berapa dana yang dialokasikan untuk akuisisi bank ini, Tiko mengatakan ada ekses modal sebesar 3% dari modal yang bisa dimanfaatkan untuk ekspansi anorganik.
"3% tuh sekitar Rp 30 triliun lah. Ya modalnya kan kita memang gede," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
"Kalau saya preferensinya middle. Mungkin kalau small mungkin gak terlalu [signifikan pengaruhnya] karena kalau dari [aset] kita Rp1.200 triliun kalau ambil bank, katakanlah, Rp20 triliun itu kan tidak signifikan," kata Tiko usai Paparan Kinerja Bank Mandiri 2018, Jakarta, Senin (28/1/2019).
Segmen yang bisa dijadikan komplementer, menurut Tiko, terutama segmen menengah (SME). Pasalnya, Bank Mandiri tidak terlalu kuat dalam bidang tersebut. Bank Mandiri cenderung kuat di segmen BUMN, korporasi besar dan segmen payroll.
"Jadi memang bank yang memiliki kemampuan di SME, khususnya di trading segmen value chain karena kita belum terlalu kuat di sana," ucapnya.
Rencana tersebut sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB), kata Tiko. Namun, dalam RBB belum disebutkan nama, hanya kualitatif saja.
Menurut Tiko, saat ini di Indonesia yang menjadi tantangan ialah banyaknya pembeli asing yang berminat. Valuasi masih tinggi sehingga Bank Mandiri akan mempertimbangkan apabila berminat untuk mengambil bank tertentu.
"Karena memang kalau bersaing dengan bank asing kan valuasi ya tinggi." Tandasnya.
Ketika ditanya berapa dana yang dialokasikan untuk akuisisi bank ini, Tiko mengatakan ada ekses modal sebesar 3% dari modal yang bisa dimanfaatkan untuk ekspansi anorganik.
"3% tuh sekitar Rp 30 triliun lah. Ya modalnya kan kita memang gede," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
Most Popular