Banjir Permintaan Jelang Imlek, Harga CPO Terus Meroket

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
28 January 2019 14:40
Hingga pukul 14:20 WIB, harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia naik sebesar 1,22% ke posisi MYR 2.322/ton
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) hari ini, Senin (28/1/2019) masih memiliki energi untuk terus meroket.

Hingga pukul 14:20 WIB, harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia naik sebesar 1,22% ke posisi MYR 2.322/ton, setelah ditutup melemah 0,13% akhir pekan lalu (25/1/2019).

Sejak pekan lalu, harga CPO sudah naik sebesar 2,74% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan komoditas agrikultur andalan Indonesia ini tercatat menguat sebesar 9,62%.



Harga CPO masih terus mendapat sokongan dari meningkatnya nilai ekspor sawit Negeri Jiran Malaysia.

Berdasarkan hasil survei dari AmSpec, nilai ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-25 Januari naik 24,6% menjadi 1,2 juta ton. Meningkatnya ekspor CPO Malaysia diduga karena naiknya permintaan dari China menjelang tahun baru Imlek pada 5 Februari mendatang.

Kementerian Perdagangan RI menyatakan harga referensi produk CPO untuk penetapan Bea Keluar (BK) periode Februari 2019 adalah sebesar US$ 565,4/ton. Artinya, pemerintah Indonesia masih menetapkan BK 0% untuk ekspor CPO, mengingat harganya masih di bawah US$ 750/ton.

"Saat ini harga referensi CPO tetap berada pada level di bawah US$ 750/MT. Untuk itu, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$ 0/MT untuk periode Februari 2019," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan, dalam siaran pers, Senin (28/1/2019).

Dengan absennya BK minyak sawit mentah Indonesia, jumlah ekspor masih bisa digenjot.

Ditambah lagi, konsensus pasar yang dihimpun Reuters, mengungkapkan produksi minyak sawit Indonesia tahun ini sebesar 43 juta ton, yang mana hanya naik 1 juta ton dari tahun lalu. Pertumbuhan produksi tahun ini relatif lebih rendah dari tahun 2018 yang meningkat 5,5 juta ton dari 2017.

Melambatnya pertumbuhan produksi minyak sawit diakibatkan adanya faktor musiman tanaman sawit.

"Prediksi harga tahun ini harusnya lebih baik dari 2018, karena pohon kelapa sawit butuh istirahat," kata salah satu petani kelapa sawit di Indonesia, mengutip Reuters.

Meningkatnya ekspor di tengah perlambatan produksi sawit diperkirakan bisa menguras cadangan minyak sawit yang menumpuk pada akhir tahun 2018.

Selain itu, meningkatnya harga minyak kedelai juga berperan dalam kenaikan harga CPO. Harga minyak kedelai di pasar berjangka Chicago naik 1,8% Jumat lalu, yang masih diikuti kenaikan sebesar 0,3% hari ini.

Naiknya harga minyak kedelai membuat harga CPO ikut terangkat. Pasalnya kedua produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain.
(taa/tas) Next Article Ada Kabar Buruk dari Malaysia, CPO Berpotensi Tertekan Besok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular