
Tawaran Divestasi Dilirik Inalum? Ini Jawaban Vale
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
23 January 2019 17:50

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana untuk mendivestasi sahamnya pada tahun ini. Pengajuan divestasi ini lebih cepat dari jadwal yang tertuang dalam kontrak.
Dalam wawancara bersama CNBC Indonesia TV, Deputy Chief Executive Officer PT Vale Indonesia Febriany Eddy buka-bukaan soal rencana divestasi ini. Ia mengatakan penawaran divestasi ini memang lebih cepat dari kontrak, yang semestinya dimulai pada Oktober 2019.
"Kami berkomitmen sesuai amandemen Kontrak Karya 2014, harusnya memang di Oktober 2019. Beberapa dekade kami selalu pro aktif dan kerja dengan pemerintah. Jadi kami minta dukungan dan guidance supaya berjalan lancar," jelasnya, Rabu (23/2/2018).
Kabar beredar divestasi 20% ini tengah dilirik oleh holding BUMN Pertambangan PT Inalum (Persero). Terkait ini, Febriany belum mau berkomentar banyak. Tetapi ia memaparkan akan terdapat beberapa keuntungan yang dipetik Inalum, terutama soal nilai tambah.
"Inalum kan diciptakan jadi BUMN Holding dengan mandat khusus, di antaranya hilirisasi dan menjadi world class company. Tampaknya Vale masuk semuanya," ujarnya sembari tersenyum.
Vale, kata Febriany, memiliki kinerja positif. Ditambah juga komitmen perusahaan terhadap energi berkelanjutan, yakni dengan mengandalkan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) untuk tenaga smelternya. "Kami bangun 3 PLTA," katanya.
Dari sisi aset dan deposit juga termasuk strategis, "Amandemen KK pun kami sepakat tidak ekspor biji mentah. Jadi kalau dari sisi reputasi, pantaslah."
Febriany belum mau menyebut nilai divestasinya, meski berdasar hitungan CNBC bisa mencapai Rp 6 triliun- Rp 7 triliun dengan harga saham saat ini. "Kami masih minta guidance ke pemerintah," jelasnya.
(gus/hps) Next Article Vale Mau Divestasi, Ini Tanggapan ESDM dan Inalum
Dalam wawancara bersama CNBC Indonesia TV, Deputy Chief Executive Officer PT Vale Indonesia Febriany Eddy buka-bukaan soal rencana divestasi ini. Ia mengatakan penawaran divestasi ini memang lebih cepat dari kontrak, yang semestinya dimulai pada Oktober 2019.
"Inalum kan diciptakan jadi BUMN Holding dengan mandat khusus, di antaranya hilirisasi dan menjadi world class company. Tampaknya Vale masuk semuanya," ujarnya sembari tersenyum.
Vale, kata Febriany, memiliki kinerja positif. Ditambah juga komitmen perusahaan terhadap energi berkelanjutan, yakni dengan mengandalkan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) untuk tenaga smelternya. "Kami bangun 3 PLTA," katanya.
Dari sisi aset dan deposit juga termasuk strategis, "Amandemen KK pun kami sepakat tidak ekspor biji mentah. Jadi kalau dari sisi reputasi, pantaslah."
Febriany belum mau menyebut nilai divestasinya, meski berdasar hitungan CNBC bisa mencapai Rp 6 triliun- Rp 7 triliun dengan harga saham saat ini. "Kami masih minta guidance ke pemerintah," jelasnya.
(gus/hps) Next Article Vale Mau Divestasi, Ini Tanggapan ESDM dan Inalum
Most Popular