
Internasional
Bukan Bunga Rendah, Perang Daganglah yang Ditakuti Bank
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 January 2019 11:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China adalah kekhawatiran utama bagi salah satu bank terkemuka di Italia, dan bukannya tingkat suku bunga rendah yang saat ini sedang berlaku di zona euro.
Ketika ditanya tanggapannya tentang situasi suku bunga rendah di kawasan itu, CEO Intesa Sanpaolo Carlo Messina mengatakan ia memproyeksikan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengembalikan suku bunga simpanannya ke nol, tetapi kemudian menahannya lagi.
"Perkiraan saya adalah mereka akan menaikkan tingkat suku bunga dari -0,40% menjadi nol, tetapi tidak akan melebihi nol. Jadi, kita akan tetap berada dalam lingkungan dengan suku bunga rendah," katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dilansir dari CNBC International, Rabu (23/1/2019).
"Saya khawatir tentang situasi internasional, perlambatan ekonomi internasional, jadi apa yang saya anggap strategis sebenarnya adalah kemungkinan unutk membuat kesepakatan antara AS dan China," katanya.
"Penting agar perang dagang tidak menjadi masalah," tambah Messina kepada CNBC.
Perang dagang telah disebut oleh banyak pihak, selama World Economic Forum (WEF), sebagai salah satu tantangan terbesar bagi pertumbuhan global.
Presiden AS Donald Trump telah berselisih dengan China sejak kampanyenya di tahun 2016. Sejak awal masa kepresidenannya, AS telah menerapkan bea masuk terhadap berbagai produk China senilai US$250 miliar (sekitar Rp 3.500 triliun). Beijing telah merespons dengan menerapkan bea impor pada barang-barang AS senilai US$110 miliar.
(prm) Next Article Telisik Turunnya Harga Emas di Saat Meredanya Konflik Global
Ketika ditanya tanggapannya tentang situasi suku bunga rendah di kawasan itu, CEO Intesa Sanpaolo Carlo Messina mengatakan ia memproyeksikan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengembalikan suku bunga simpanannya ke nol, tetapi kemudian menahannya lagi.
"Perkiraan saya adalah mereka akan menaikkan tingkat suku bunga dari -0,40% menjadi nol, tetapi tidak akan melebihi nol. Jadi, kita akan tetap berada dalam lingkungan dengan suku bunga rendah," katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dilansir dari CNBC International, Rabu (23/1/2019).
"Penting agar perang dagang tidak menjadi masalah," tambah Messina kepada CNBC.
Perang dagang telah disebut oleh banyak pihak, selama World Economic Forum (WEF), sebagai salah satu tantangan terbesar bagi pertumbuhan global.
Presiden AS Donald Trump telah berselisih dengan China sejak kampanyenya di tahun 2016. Sejak awal masa kepresidenannya, AS telah menerapkan bea masuk terhadap berbagai produk China senilai US$250 miliar (sekitar Rp 3.500 triliun). Beijing telah merespons dengan menerapkan bea impor pada barang-barang AS senilai US$110 miliar.
(prm) Next Article Telisik Turunnya Harga Emas di Saat Meredanya Konflik Global
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular