
Analisis Teknikal
Dolar AS Masih Terlalu Tangguh bagi Euro
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 January 2019 19:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat diterpa sentimen gaduh politik di parlemen Inggris. Setelah proposal Brexit ditolak, Perdana Menteri Inggris Theresa May digoncang mosi tidak percaya oleh parlemen. Voting yang digelar menunjukkan May masih dipercaya memimpin Inggris.
Melihat ketegangan yang mulai berkurang di Inggis tersebut, dolar AS mulai dipukul mundur oleh mata uang kuat dunia lainnya. Hal ini tercermin dari indeks dolar (DXY). Hingga pukul 18:43 WIB DXY melemah 0,02% di level 96.04.
Kendati hari ini mengalami pelemahan, dolar AS secara teknikal, masih cenderung lebih menguat dari euro. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas nilai rata-ratanya selama lima hari (moving average/MA5).
Euro merupakan mata uang kuat euro zone yang sering diperbandingkan dengan dolar AS. Bobot dalam DXY paling besar, yakni di atas 50%.
Ruang penguatan dolar AS masih terbuka berdasarkan indikator teknikal stochastic slow. Hal ini dimungkinkan mengingat belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought)
Penguatan dolar AS dapat saja berlanjut mengingat masalah di Inggris belum selesai, karena tenggat waktu semakin dekat menuju tanggal resmi keluarnya Inggris dari Uni Eropa yaitu 29 Maret 2019. Inggris bisa saja keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa-apa (No Deal Brexit) jika proposal yang kembali diajukan pemerintah kembali tidak disetujui parlemen.
Jika tak ingin No Deal Brexit terjadi, May harus bekerja keras untuk mengamankan dukungan dari parlemen atas kesepakatan Brexit yang diajukannya. Pasalnya, Uni Eropa sudah mengatakan bahwa tidak ada opsi renegosiasi pasca mendengar bahwa May kalah telak dalam pemungutan suara atas proposal Brexit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Menteri Brexit Inggris Mundur, Bursa Eropa Balik Arah
Melihat ketegangan yang mulai berkurang di Inggis tersebut, dolar AS mulai dipukul mundur oleh mata uang kuat dunia lainnya. Hal ini tercermin dari indeks dolar (DXY). Hingga pukul 18:43 WIB DXY melemah 0,02% di level 96.04.
Kendati hari ini mengalami pelemahan, dolar AS secara teknikal, masih cenderung lebih menguat dari euro. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas nilai rata-ratanya selama lima hari (moving average/MA5).
![]() |
Ruang penguatan dolar AS masih terbuka berdasarkan indikator teknikal stochastic slow. Hal ini dimungkinkan mengingat belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought)
Penguatan dolar AS dapat saja berlanjut mengingat masalah di Inggris belum selesai, karena tenggat waktu semakin dekat menuju tanggal resmi keluarnya Inggris dari Uni Eropa yaitu 29 Maret 2019. Inggris bisa saja keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa-apa (No Deal Brexit) jika proposal yang kembali diajukan pemerintah kembali tidak disetujui parlemen.
Jika tak ingin No Deal Brexit terjadi, May harus bekerja keras untuk mengamankan dukungan dari parlemen atas kesepakatan Brexit yang diajukannya. Pasalnya, Uni Eropa sudah mengatakan bahwa tidak ada opsi renegosiasi pasca mendengar bahwa May kalah telak dalam pemungutan suara atas proposal Brexit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Menteri Brexit Inggris Mundur, Bursa Eropa Balik Arah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular