
Theresa May Bisa Dilengserkan, Wall Street Akan Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 November 2018 20:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 139 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 17 dan 73 poin.
Kisruh di Inggris seputar pemisahan diri Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) membuat pelaku pasar menjauhi instrumen berisiko seperti saham. Pasca ditinggal Menteri Urusan Brexit, Dominic Raab, yang mengundurkan diri dari posisinya kemarin (15/11/2018), Perdana Menteri Inggris Theresa May kini justru berpotensi dilengserkan dari posisinya.
Para anggota parlemen dari Partai Konservatif diperkirakan akan mengajukan 48 surat yang diperlukan untuk menggugat pemerintahan May pada hari ini juga. Kemudian, May akan menghadapi pemungutan suara atas mosi tidak percaya pada hari Selasa (20/11/2018), menurut kepala koresponden politik Daily Telegraph Christopher Hope di akun Twitter-nya dengan mengutip sumber pro-Brexit.
Saat berbicara di hadapan parlemen kemarin, May memang menghadapi tekanan dari anggota Partai Konservatif yang merupakan partai pimpinannya sendiri terkait dengan draf Brexit yang sudah disetujui dengan pihak Uni Eropa dan kabinetnya.
Jika May sampai dilengserkan, nasib Brexit bisa menjadi kian tidak jelas. Pada akhirnya, perekonomian Inggris dan Uni Eropa menjadi taruhannya.
Sentimen negatif bagi Wall Street juga datang dari persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve pada penghujung tahun yang kian besar. Hal ini terjadi pasca rilis data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Oktober 2018 di AS yang sebesar 0,8% MoM, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,6% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.
Pada pukul 21:15 WIB, data pertumbuhan produksi industri AS periode Oktober 2018 akan diumumkan.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Gara-Gara May Bisa Lengser, Dow Jones Akan Melesat 196 Poin
Kisruh di Inggris seputar pemisahan diri Inggris dengan Uni Eropa (Brexit) membuat pelaku pasar menjauhi instrumen berisiko seperti saham. Pasca ditinggal Menteri Urusan Brexit, Dominic Raab, yang mengundurkan diri dari posisinya kemarin (15/11/2018), Perdana Menteri Inggris Theresa May kini justru berpotensi dilengserkan dari posisinya.
Para anggota parlemen dari Partai Konservatif diperkirakan akan mengajukan 48 surat yang diperlukan untuk menggugat pemerintahan May pada hari ini juga. Kemudian, May akan menghadapi pemungutan suara atas mosi tidak percaya pada hari Selasa (20/11/2018), menurut kepala koresponden politik Daily Telegraph Christopher Hope di akun Twitter-nya dengan mengutip sumber pro-Brexit.
Jika May sampai dilengserkan, nasib Brexit bisa menjadi kian tidak jelas. Pada akhirnya, perekonomian Inggris dan Uni Eropa menjadi taruhannya.
Sentimen negatif bagi Wall Street juga datang dari persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve pada penghujung tahun yang kian besar. Hal ini terjadi pasca rilis data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Oktober 2018 di AS yang sebesar 0,8% MoM, mengalahkan konsensus yang sebesar 0,6% MoM, seperti dilansir dari Forex Factory.
Pada pukul 21:15 WIB, data pertumbuhan produksi industri AS periode Oktober 2018 akan diumumkan.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Gara-Gara May Bisa Lengser, Dow Jones Akan Melesat 196 Poin
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular