
Neraca Dagang Jebol, IHSG Bergerak Turun
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 January 2019 11:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun pasca Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional periode Desember 2018.
Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat anjlok sebesar 4,62% YoY. Capaian ini jauh lebih buruk dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,81% YoY. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 1,16%, juga lebih buruk dari ekspektasi yang sebesar 6,345% YoY.
Alhasil, defisit neraca dagang diumumkan sebesar US$ 1,1 miliar, lebih besar dari konsensus yang sebesar US$ 968 juta. Jika ditotal, defisit neraca dagang sepanjang kuartal-IV 2018 adalah sebesar US$ 4,92 miliar.
Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, IHSG menguat sebesar 0,37% ke level 6.359,37. Kini, penguatan IHSG menipis menjadi 0,31% ke level 6.355,53.
Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, maka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kemungkinan besar akan membengkak pada kuartal-IV 2018. Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014. Padahal kala itu, defisit neraca dagang hanya sebesar US$ 2,64 miliar.
Rupiah pun langsung merespons potensi membengkaknya CAD pada kuartal-IV 2018. Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, rupiah menguat 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.075/dolar AS. Kini, penguatan rupiah menipis menjadi 0,25% ke level Rp 14.085/dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Defisit Neraca Dagang Nyaris US$ 5 M, Penguatan IHSG Tertahan
Sepanjang bulan lalu, ekspor tercatat anjlok sebesar 4,62% YoY. Capaian ini jauh lebih buruk dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,81% YoY. Sementara itu, impor tumbuh sebesar 1,16%, juga lebih buruk dari ekspektasi yang sebesar 6,345% YoY.
Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, maka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kemungkinan besar akan membengkak pada kuartal-IV 2018. Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014. Padahal kala itu, defisit neraca dagang hanya sebesar US$ 2,64 miliar.
Rupiah pun langsung merespons potensi membengkaknya CAD pada kuartal-IV 2018. Sebelum data perdagangan internasional diumumkan, rupiah menguat 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.075/dolar AS. Kini, penguatan rupiah menipis menjadi 0,25% ke level Rp 14.085/dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Defisit Neraca Dagang Nyaris US$ 5 M, Penguatan IHSG Tertahan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular