Neraca Dagang Jebol (Lagi), IHSG Tinggalkan Level 6.400

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 February 2019 09:57
Neraca Dagang Jebol (Lagi), IHSG Tinggalkan Level 6.400
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,09%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini justru harus berkutat di zona merah. Pada pukul 9:35 WIB, Jumat (15/2/2019), IHSG harus rela meninggalkan level psikologis 6.400 dan terus melemah 0,64% ke level 6.379,15.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,85%, indeks Shanghai turun 0,23%, indeks Hang Seng turun 0,88%, dan indeks Kospi turun 0,95%.

Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat investor meninggalkan saham-saham di kawasan Asia. Bloomberg melaporkan bahwa AS dan China nyaris tak mencapai progres apapun dalam negosiasi dagang yang digelar di Beijing, menurut orang-orang yang familiar dengan jalannya negosiasi dagang tersebut.

Dalam rapat tertutup yang digelar, kedua pihak gagal untuk menipiskan ketidaksepahaman terkait reformasi struktural yang diminta AS kepada China.

Sebagai informasi, kemarin dan hari ini negosiasi dagang tingkat menteri digelar di Beijing, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan terkait dengan perpanjangan periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China yang akan berakhir pada 1 Maret.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk memperpanjang masa tenang tersebut jika kedua negara mendekati kesepakatan yang akan membuat China melakukan reformasi struktural atas kebijakan ekonomi dan perdagangannya.

Jika Trump sampai tak puas dengan hasil negosiasi dagang, periode gencatan senjata menjadi sangat mungkin untuk tidak diperpanjang. Lantas, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.

Pihak China pun dimungkinkan untuk mengambil kebijakan balasan jika hal ini sampai terjadi, membawa perang dagang ke suatu level baru yang semakin panas.
Dari dalam negeri, tekanan bagi IHSG datang dari rilis data perdagangan internasional periode Januari 2019. Sepanjang bulan lalu, ekspor turun sebesar 4,7% YoY, lebih dalam dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni penurunan sebesar 0,61% YoY. Sementara itu, impor terkoreksi 1,83% YoY, juga lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 0,785% YoY.

Alhasil, defisit neraca dagang bulan Januari adalah senilai US$ 1,16 miliar, lebih dalam dari konsensus yang senilai US$ 925,5 juta.

Defisit pada bulan Januari membengkak jika dibandingkan dengan defisit bulan Desember yang senilai US$ 1,03 miliar dan jika dibandingkan defisit Januari 2018 yang senilai US$ 756,02 juta.

Dengan defisit neraca dagang yang begitu dalam, ada kemungkinan bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) periode kuartal-I 2019 akan kembali bengkak. Sebagai informasi, sepanjang kuartal-IV 2018, CAD Indonesia tercatat senilai US$ 9,1 miliar atau 3,57% dari PDB, terdalam sejak kuartal-II 2014. 

Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.115/dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular