
AS-China Mesra, Bursa Singapura Mantap di Zona Hijau
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
11 January 2019 08:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini dibuka di zona hijau. Investor tampaknya mulai optimistis dengan perkembangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Saat tulisan ini dibuat indeks Straits Times menguat 0,69% ke level 3.205,42. Volume perdagangan tercatat mencapai 81,4 juta saham senilai SGD 129,1 juta.
Saham perusahaan besar tercatat menguat dimana UOB naik 0,25%, SingTel naik 0,02%, DBS naik 0,32% dan OCBC Bank naik 0,05%.
Risk appetite investor di Asia sedang tinggi karena perkembangan dari China. Selepas dialog dagang AS-China di Beijing yang berakhir kemarin, Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden China Wang Qishang dijadwalkan bertemu di sela-sela World Economic Forum di Davos (Swiss) pada 22 Januari, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Investor optimistis bahwa Beijing dan Washington akan mampu memperbaiki hubungan yang sempat panas tahun lalu akibat perang dagang. Dalam dialog dagang di Beijing kemarin, Kementerian Perdagangan China menilai hasilnya cukup memuaskan.
"Kedua pihak menjalani diskusi yang meluas, dalam, dan menyeluruh mengenai isu-isu struktural dan perdagangan. Intinya, terjadi kesepahaman bersama yang menjadi dasar resolusi. Kedua negara juga sepakat untuk terus menjalin hubungan yang erat," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.
Pertemuan Trump- Wang diperkirakan semakin memperjelas arah hubungan kedua negara menuju damai dagang. Sesuatu yang sangat dinantikan oleh pelaku ekonomi di seluruh dunia.
Kabar tersebut cukup ampuh untuk menaikkan risk appetite pelaku pasar. Arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia.
Faktor lain yang menambah kepercayaan diri investor untuk masuk ke Asia adalah koreksi yang dialami dolar AS. Pemberat langkah dolar AS adalah rilis data notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Desember 2018. Dalam notulensi tersebut, terlihat bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah menunjukkan sikap yang tidak lagi agresif.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Saat tulisan ini dibuat indeks Straits Times menguat 0,69% ke level 3.205,42. Volume perdagangan tercatat mencapai 81,4 juta saham senilai SGD 129,1 juta.
Saham perusahaan besar tercatat menguat dimana UOB naik 0,25%, SingTel naik 0,02%, DBS naik 0,32% dan OCBC Bank naik 0,05%.
Risk appetite investor di Asia sedang tinggi karena perkembangan dari China. Selepas dialog dagang AS-China di Beijing yang berakhir kemarin, Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden China Wang Qishang dijadwalkan bertemu di sela-sela World Economic Forum di Davos (Swiss) pada 22 Januari, seperti dikutip dari South China Morning Post.
"Kedua pihak menjalani diskusi yang meluas, dalam, dan menyeluruh mengenai isu-isu struktural dan perdagangan. Intinya, terjadi kesepahaman bersama yang menjadi dasar resolusi. Kedua negara juga sepakat untuk terus menjalin hubungan yang erat," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.
Pertemuan Trump- Wang diperkirakan semakin memperjelas arah hubungan kedua negara menuju damai dagang. Sesuatu yang sangat dinantikan oleh pelaku ekonomi di seluruh dunia.
Kabar tersebut cukup ampuh untuk menaikkan risk appetite pelaku pasar. Arus modal mengalir deras ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia.
Faktor lain yang menambah kepercayaan diri investor untuk masuk ke Asia adalah koreksi yang dialami dolar AS. Pemberat langkah dolar AS adalah rilis data notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi Desember 2018. Dalam notulensi tersebut, terlihat bahwa Jerome 'Jay' Powell dan kolega sudah menunjukkan sikap yang tidak lagi agresif.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Most Popular