Cadangan Minyak Arab Capai 268,5 Miliar Barel, 84 Kali RI

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
10 January 2019 13:13
Cadangan minyak Arab Saudi naik, sah jadi raja minyak dunia.
Foto: Saudi Aramco/Handout via REUTERS
Jakarta, CNBC Indonesia- Arab Saudi baru saja mengumumkan cadangan minyak mereka. Laporan terbaru menyebut negara ini memiliki cadangan minyak hingga 268,5 miliar.

Laporan ini disusun lembaga independen yang ditunjuk oleh kerajaan, yakni firma konsultan petrolium DeGolyer and MacNaughton. Laporan menulis cadangan ini naik 2,2 miliar barel dibanding tahun lalu. Angka ini sekaligus membantah kekhawatiran berbagai pihak akan lesunya kejayaan migas Arab Saudi.



Tak cuma itu, pelaporan kenaikan cadangan ini juga memberi sinyal mulai kuatnya transparansi raksasa minyak dunia Saudi Aramco yang sedang mempertimbangkan untuk melantai di bursa efek.

Rabu kemarin, Menteri Energi Arab Saudi sekaligus Chairman Aramco, Khalid al-Falih, mengatakan IPO perusahaan diperkirakan akan berlangsung pada 2021, agak molor dari target. Dari jumlah cadangan tersebut, sebanyak 263,1 miliar adalah cadangan milik Saudi Aramco.

Sementara, cadangan gas alam Aramco mencapai 319,5 triliun kaki kubik (TCF) menurut audit. Naik dari sebelumnya 302,3 TCF.

Cadangan minyak Arab ini juga dihitung dengan cadangan yang termasuk di perbatasan dengan Kuwait yang tak terurus karena konflik dua negara. Termasuk zona netral, sehingga cadangan Arab Saudi mencapai 268,5 miliar.

Kerajaan Arab menugaskan audit ini sebagai bagian dari rencana melepas Aramco ke publik, yang diharapkan bisa mendongkrak valuasi perusahaan hingga US$ 2 triliun dan mendatangkan US$ 100 miliar untuk mewujudkan rencana transformasi yang digagas Pangeran Mohammed bin Salman.

Menteri Energi Arab menegaskan hasil audit ini sangat berarti untuk valuasi Saudi Aramco. "Sertifikasi ini menekankan bahwa setiap barel minyak yang kami produksi adalah yang paling menguntungkan di dunia ini. Dan kami yakin Saudi Aramco adalah perusahaan dengan valuasi tertinggi di dunia dan paling penting," katanya.

Analis Energi Ellen Wald tidak begitu menghiraukan revisi kenaikan cadangan minyak Arab, namun yang perlu ditekankan dari laporan teraudit ini adalah Arab mengkonfirmasi kedudukannya sebagai raja minyak dunia. "Ini pesan yang lama mereka sampaikan di pasar dan sekarang makin kuat, karena mereka mengontrol lebih dari 260 miliar cadangan minyak di dunia."

Lantas bagaimana dengan cadangan Indonesia?

Ini seperti membandingkan Daud dan Goliath. Jika arab adalah raja minyak dunia dengan cadangan minyak maha akbarnya, Indonesia seperti rakyat jelata yang tak ada apa-apanya.

Data terakhir Kementerian ESDM menyebut cadangan minyak RI per 2017 adalah 3,7 miliar dan diprediksi akan habis dalam 12 tahun jika tak ada temuan cadangan baru. Jumlah cadangan minyak RI anjlok dibanding tahun 2000 lalu di mana mencapai 5,12 miliar barel. Saat itu RI bahkan mengungguli Malaysia dan Vietnam.
(gus/wed) Next Article CEO Saudi Aramco Jamin Rencana IPO di 2021 Tetap Jalan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular