
Ini Deretan Kontraktor Raksasa Migas RI, Nomor 1 Masih Asing
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 January 2019 19:55
Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat, ada tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang lifting migasnya terbesar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan, tiga KKS terbesar lifting migas tersebut yakni:
Minyak:
1. Chevron Pacific Indonesia di blok Rokan, liftingnya sebesar 209.466 barel per hari (bph) atau 98% realisasi target APBN 2018 yang sebesar 213 ribu bph, ada penurunan 2017 sebesar 223 ribu bph atau turun 10%.
2. ExxonMobil Cepu. Capaian liftingnya sebesar 209.314 bpd, naik dibanding capaian 2017 yang sebesar 203 ribu bpd, di atas APBN 2018 sebesar 205 ribu bph atau 102% dari APBN 2018.
3. Pertamina EP, lifting 2018 sebesar 79.910 bph , itu lebih tinggi dari 2017 yang sebesar 77.194 bph. Target APBN 85 ribu bph tidak mencapai target atau 93% dari target APBN 2018.
Gas:
1. BP Berau, Tangguh, lifting 1.076 mmscfd di atas realisasi 2017 sebesar 965 mmscfd sementara target APBN 2018 sebesar 1.000 mmscfd atau 108% dari target.
2. Conoco Phillps, Grissik, blok Corridor. Lifting 2018 sebesar 840 mmscfd atau 104% dari target APBN yang sebesar 810 mmscfd, sementara lifting 2017 sebesar 796 mmscfd.
3. PHE Mahakam, lifting gas 2018 sebesar 832 mmscfd, atau 75% dari target APBN 2018 yang sebesar 1.110 mmscfd dan dibawah realisasi 2017 yang sebesar 1.286 mmscfd.
4. Pertamina EP, lifting gas-nya sebesar 814 mmscfd atau 98% dari target APBN sebesar 832 mmscfd, sementara 2017 sebesar 798 mmsfcd.
Adapun, berdasarkan data Kementerian ESDM, capaian rata-rata lifting migas 2018 sebesar 1,9 juta boepd atau 96% dari target APBN sebesar 2 juta boepd. Dengan rincian, lifting minyak sebesar 778 ribu boepd, dan lifting gas sebesar 1.139 juta boepd.
Dwi mengatakan, ada beberapa upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan lifting migas di 2019, yakni mendorong percepatan eskplorasi dan penyelesaian pengembangan WK Migas, penerapan teknologi terkini dan tepat guna, dan mengupayakan metode-metode baru untuk penemuan sumber daya dan cadangan migas.
"Selain itu, kami juga akan monitoring proyek pengembangan lapangan onstream tepat waktu, melakukan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan fasilitas produksi, dan melakukan pengembangan WK migas," pungkasnya.
(gus) Next Article RI Punya LNG Sejak 1977, Tapi Baru Dipakai Domestik 2012
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan, tiga KKS terbesar lifting migas tersebut yakni:
1. Chevron Pacific Indonesia di blok Rokan, liftingnya sebesar 209.466 barel per hari (bph) atau 98% realisasi target APBN 2018 yang sebesar 213 ribu bph, ada penurunan 2017 sebesar 223 ribu bph atau turun 10%.
2. ExxonMobil Cepu. Capaian liftingnya sebesar 209.314 bpd, naik dibanding capaian 2017 yang sebesar 203 ribu bpd, di atas APBN 2018 sebesar 205 ribu bph atau 102% dari APBN 2018.
3. Pertamina EP, lifting 2018 sebesar 79.910 bph , itu lebih tinggi dari 2017 yang sebesar 77.194 bph. Target APBN 85 ribu bph tidak mencapai target atau 93% dari target APBN 2018.
Gas:
1. BP Berau, Tangguh, lifting 1.076 mmscfd di atas realisasi 2017 sebesar 965 mmscfd sementara target APBN 2018 sebesar 1.000 mmscfd atau 108% dari target.
2. Conoco Phillps, Grissik, blok Corridor. Lifting 2018 sebesar 840 mmscfd atau 104% dari target APBN yang sebesar 810 mmscfd, sementara lifting 2017 sebesar 796 mmscfd.
3. PHE Mahakam, lifting gas 2018 sebesar 832 mmscfd, atau 75% dari target APBN 2018 yang sebesar 1.110 mmscfd dan dibawah realisasi 2017 yang sebesar 1.286 mmscfd.
4. Pertamina EP, lifting gas-nya sebesar 814 mmscfd atau 98% dari target APBN sebesar 832 mmscfd, sementara 2017 sebesar 798 mmsfcd.
Adapun, berdasarkan data Kementerian ESDM, capaian rata-rata lifting migas 2018 sebesar 1,9 juta boepd atau 96% dari target APBN sebesar 2 juta boepd. Dengan rincian, lifting minyak sebesar 778 ribu boepd, dan lifting gas sebesar 1.139 juta boepd.
Dwi mengatakan, ada beberapa upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan lifting migas di 2019, yakni mendorong percepatan eskplorasi dan penyelesaian pengembangan WK Migas, penerapan teknologi terkini dan tepat guna, dan mengupayakan metode-metode baru untuk penemuan sumber daya dan cadangan migas.
"Selain itu, kami juga akan monitoring proyek pengembangan lapangan onstream tepat waktu, melakukan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan fasilitas produksi, dan melakukan pengembangan WK migas," pungkasnya.
(gus) Next Article RI Punya LNG Sejak 1977, Tapi Baru Dipakai Domestik 2012
Most Popular