
CEO Saudi Aramco Jamin Rencana IPO di 2021 Tetap Jalan
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
12 November 2018 21:00

Jakarta, CNBC Indonesia- CEO Saudi Aramco mengatakan rencana pelepasan saham ke publik perusahaan minyak raksasa ini masih tetap diagendakan, meski kemungkinan baru berlangsung pada 2021.
Pernyataan ini dilontarkan oleh CEO Saudi Aramco Amin Nasser kepada Steve Sedgwick dari CNBC Internasional di gelaran forum ADIPEC di Abu Dhabi, Senin (12/11/2018).
Initial Public Offering (IPO)/Penawaran umum perdana dari perusahaan yang dikendalikan negara adalah tujuan yang dinyatakan oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, yang memberi valuasi perusahaan dengan nilai lebih dari US $ 2 triliun.
Nasser menegaskan rencana IPO ini disusun langsung oleh Putra Mahkota dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih. "Saya pikir yang mulia, menteri, berbicara tentang 2021. Pada akhirnya pemerintah akan memutuskan kapan pasar dalam keadaan yang bagus," katanya.
Harga minyak melonjak pada Senin (12/11/18), setelah Arab Saudi mengatakan akan memotong pasokan setengah juta barel per hari pada bulan Desember. Namun, gambaran yang lebih besar adalah bahwa kekhawatiran kelebihan pasokan telah melihat harga minyak mentah turun tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Selama dua tahun terakhir, Arab Saudi telah menyiapkan untuk melepas 5 persen dari perusahaan minyak nasionalnya ke pasar saham, tetapi enggan untuk melanjutkan di tengah rendahnya kondisi harga minyak dunia. Hingga akhirnya kembali melonkak pada Senin ini, sebelumnya harga satu barel minyak bisa disebut mengalami penurunan beruntun terpanjangnya sejak 1984.
(gus) Next Article Cadangan Minyak Arab Capai 268,5 Miliar Barel, 84 Kali RI
Pernyataan ini dilontarkan oleh CEO Saudi Aramco Amin Nasser kepada Steve Sedgwick dari CNBC Internasional di gelaran forum ADIPEC di Abu Dhabi, Senin (12/11/2018).
Nasser menegaskan rencana IPO ini disusun langsung oleh Putra Mahkota dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih. "Saya pikir yang mulia, menteri, berbicara tentang 2021. Pada akhirnya pemerintah akan memutuskan kapan pasar dalam keadaan yang bagus," katanya.
Harga minyak melonjak pada Senin (12/11/18), setelah Arab Saudi mengatakan akan memotong pasokan setengah juta barel per hari pada bulan Desember. Namun, gambaran yang lebih besar adalah bahwa kekhawatiran kelebihan pasokan telah melihat harga minyak mentah turun tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Selama dua tahun terakhir, Arab Saudi telah menyiapkan untuk melepas 5 persen dari perusahaan minyak nasionalnya ke pasar saham, tetapi enggan untuk melanjutkan di tengah rendahnya kondisi harga minyak dunia. Hingga akhirnya kembali melonkak pada Senin ini, sebelumnya harga satu barel minyak bisa disebut mengalami penurunan beruntun terpanjangnya sejak 1984.
(gus) Next Article Cadangan Minyak Arab Capai 268,5 Miliar Barel, 84 Kali RI
Most Popular