
Internasional
Pasokan Minyak Berlebih, Arab Pangkas Produksi di Desember
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 November 2018 07:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi berencana menurunkan pasokan minyaknya ke pasar dunia hingga setengah juta barel per hari (bpd) di Desember, kata menteri energinya, Minggu (11/11/2018). Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) saat ini tengah mengalami prospek ketidakpastian dalam upayanya mendorong produsen lain untuk kembali memotong suplainya.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih kepada reporter mengatakan jumlah permintaan konsumen minyak mentah Saudi Aramco akan turun 500.000 bpd di Desember dibandingkan November akibat menurunnya pemintaan secara musiman. Pemotongan itu mewakili pengurangan pasokan minyak global sekitar 0,5%, dilansir dari Reuters.
Arab Saudi telah menambah produksinya sekitar 1 juta bpd tahun ini di bawah tekanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan negara-negara konsumen lainnya untuk membantu menyeimbangkan pasar yang mengalami penurunan pasokan akibat sanksi AS ke Iran.
Namun, karena beberapa negara konsumen minyak Iran mendapatkan pengecualian dari sanksi dan tetap diperbolehkan membeli minyak dari negara itu, kekhawatiran mengenai kelebihan pasokan pun muncul. Harga minyak turun ke bawah level US$70 per barel di hari Jumat dari US$85 per barel di Oktober.
"Kami telah menaikkan produksi untuk merespons permintaan itu," kata Falih kepada wartawan di Abu Dhabi jelang pertemuan gabungan komite pengawasan pasar OPEC dan anggota non-OPEC.
"Saya sampaikan kepada Anda sebagian kabar bahwa nominasi Desember 500.000 barel lebih sedikit dibandingkan di November," ujarnya. "Jadi, kami akan mengirimkan lebih sedikit minyak di Desember dibandingkan di November."
Sumber Reuters mengatakan Arab dan negara-negara produsen minyak non-OPEC sedang membicarakan usulan untuk memangkas produksi hingga 1 juta bpd.
Sumber-sumber itu juga mengatakan bahwa Riyadh terkejut dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang memberikan pengecualian kepada beberapa konsumen minyak Iran saat sanksi terhadap ekspor minyak negara itu diberlakukan awal bulan ini. Langkah itu membuat harga minyak turun.
Pertemuan komite tersebut di hari Minggu akhirnya menghasilkan kesepakatan bersama yang akan menjadi awal pembahasan perjanjian potensial untuk menahan produksi ketika seluruh anggota OPEC bertemu tanggal 6-7 Desember di Wina, Austria, CNBC International melaporkan.
Komite itu mengatakan situasi saat ini "mungkin memerlukan strategi baru untuk menyeimbangkan pasar".
"Komite meninjau kembali suplai dan permintaan minyak saat ini dan mencatat bahwa prospek di 2019 menunjukkan pertumbuhan pasokan yang lebih tinggi daripada permintaan global, dengan memperhitungkan ketidakpastian saat ini," menurut Komite Pamantauan Bersama di Tingkat Menteri.
(prm) Next Article Top! Arab Saudi Siap Pangkas Produksi, Harga Minyak Rekor
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih kepada reporter mengatakan jumlah permintaan konsumen minyak mentah Saudi Aramco akan turun 500.000 bpd di Desember dibandingkan November akibat menurunnya pemintaan secara musiman. Pemotongan itu mewakili pengurangan pasokan minyak global sekitar 0,5%, dilansir dari Reuters.
Arab Saudi telah menambah produksinya sekitar 1 juta bpd tahun ini di bawah tekanan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan negara-negara konsumen lainnya untuk membantu menyeimbangkan pasar yang mengalami penurunan pasokan akibat sanksi AS ke Iran.
"Kami telah menaikkan produksi untuk merespons permintaan itu," kata Falih kepada wartawan di Abu Dhabi jelang pertemuan gabungan komite pengawasan pasar OPEC dan anggota non-OPEC.
"Saya sampaikan kepada Anda sebagian kabar bahwa nominasi Desember 500.000 barel lebih sedikit dibandingkan di November," ujarnya. "Jadi, kami akan mengirimkan lebih sedikit minyak di Desember dibandingkan di November."
![]() |
Sumber-sumber itu juga mengatakan bahwa Riyadh terkejut dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang memberikan pengecualian kepada beberapa konsumen minyak Iran saat sanksi terhadap ekspor minyak negara itu diberlakukan awal bulan ini. Langkah itu membuat harga minyak turun.
Pertemuan komite tersebut di hari Minggu akhirnya menghasilkan kesepakatan bersama yang akan menjadi awal pembahasan perjanjian potensial untuk menahan produksi ketika seluruh anggota OPEC bertemu tanggal 6-7 Desember di Wina, Austria, CNBC International melaporkan.
Komite itu mengatakan situasi saat ini "mungkin memerlukan strategi baru untuk menyeimbangkan pasar".
"Komite meninjau kembali suplai dan permintaan minyak saat ini dan mencatat bahwa prospek di 2019 menunjukkan pertumbuhan pasokan yang lebih tinggi daripada permintaan global, dengan memperhitungkan ketidakpastian saat ini," menurut Komite Pamantauan Bersama di Tingkat Menteri.
(prm) Next Article Top! Arab Saudi Siap Pangkas Produksi, Harga Minyak Rekor
Most Popular