
Jelang Rilis Hasil Pertemuan AS-China, Straits Times Stagnan
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
08 January 2019 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura pada perdagangan pagi ini cenderung stagnan dengan kecenderungan volatil.
Setelah sempat dibuka di zona hijau di awal tahun, indeks Straits Times pagi ini bertengger di zona hijau naik tipis 0,02% atau bertambah 0,48 poin ke level 3.103,28.
Harga saham DBS naik tipis 0,01%, ThaiBev naik 0,01% dan SingTel naik 0,01%. Sementara saham UOB mengalami koreksi 0,03%.
Risk appetite investor memang sedang tinggi, sehingga arus modal mengalir deras ke pasar keuangan Asia. Penyebabnya adalah pertemuan AS-China di Beijing untuk membahas isu-isu perdagangan. Pertemuan tersebut berlangsung selama 2 hari dan rencananya selesai hari ini.
"Kedua pihak melakukan pembicaraan yang positif dan konstruktif. Sejak awal, kami meyakini bahwa friksi dagang China-AS bukan hal yang positif bagi kedua negara maupun seluruh dunia. China memiliki keyakinan bahwa berdasarkan kesetaraan dan penghormatan, friksi dagang akan dapat diselesaikan," papar Lu Kang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Perang dagang AS-China sepertinya bisa berganti menjadi damai dagang. Harapan itu bukan sekadar harapan, karena tanda-tanda ke arah sana semakin kuat.
Damai dagang AS-China tentu berdampak positif terhadap perekonomian dunia. Saat dua raksasa ekonomi dunia tidak lagi saling hambat perdagangan, maka arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global akan kembali menggeliat. Risiko perlambatan ekonomi bisa diminimalkan.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Setelah sempat dibuka di zona hijau di awal tahun, indeks Straits Times pagi ini bertengger di zona hijau naik tipis 0,02% atau bertambah 0,48 poin ke level 3.103,28.
Harga saham DBS naik tipis 0,01%, ThaiBev naik 0,01% dan SingTel naik 0,01%. Sementara saham UOB mengalami koreksi 0,03%.
Risk appetite investor memang sedang tinggi, sehingga arus modal mengalir deras ke pasar keuangan Asia. Penyebabnya adalah pertemuan AS-China di Beijing untuk membahas isu-isu perdagangan. Pertemuan tersebut berlangsung selama 2 hari dan rencananya selesai hari ini.
Perang dagang AS-China sepertinya bisa berganti menjadi damai dagang. Harapan itu bukan sekadar harapan, karena tanda-tanda ke arah sana semakin kuat.
Damai dagang AS-China tentu berdampak positif terhadap perekonomian dunia. Saat dua raksasa ekonomi dunia tidak lagi saling hambat perdagangan, maka arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global akan kembali menggeliat. Risiko perlambatan ekonomi bisa diminimalkan.
(hps) Next Article Dialog AS-China Kandas, Straits Time Dibuka di Zona Hijau
Most Popular