
Danai Ekspansi, Bank Mandiri Terbitkan Surat Utang Rp 40 T
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
07 January 2019 17:50

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berencana untuk mencari pendanaan non konvensional hingga US$2 miliar. Dana ini didapatkan dari penerbitan obligasi, negotiable certificate deposit (NCD) dan pinjaman bilateral.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan rencana tersebut sudah masuk dalam rencana bisnis Bank Mandiri untuk dukung ekspansi.
"Kami masuk untuk dapat terbitkan pendanaan berdenominasi dolar dengan obligasi, NCB dan bilateral loan. Itu sudah masuk bisnis plan untuk dukung ekspansi kami kalau nantinya kredit valas besar," ujar Panji Irawan di Plaza Mandiri, Senin (7/1/2019).
Panji menambahkan untuk pengumpulan dana non konvensional, Bank Mandiri akan menerbitkan Medium Term Note (MTN), bilateral loan atau repo dengan nilai Rp 10 triliun.
"Jadi kombinasi ini total keseluruhan Rp 40 triliun untuk 2019 saja. Pertumbuhan DPK [tahun ini] 10%," jelas Panji.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan likuiditas masih menjadi tantangan yang dihadapi perbankan Indonesia. Likuiditas tahun 2018 cukup menantang di mana DPK tumbuh hanya 8%.
"Jadi memang pertumbuhan DPK melambat sehingga LDR meningkat, ini karena outflow di dolar AS funding di valas membuat peredaran uang dalam negeri turun," terang Kartika.
(roy/wed) Next Article Bank Mandiri Masih Punya Uang untuk Genjot Infrastruktur
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan rencana tersebut sudah masuk dalam rencana bisnis Bank Mandiri untuk dukung ekspansi.
"Kami masuk untuk dapat terbitkan pendanaan berdenominasi dolar dengan obligasi, NCB dan bilateral loan. Itu sudah masuk bisnis plan untuk dukung ekspansi kami kalau nantinya kredit valas besar," ujar Panji Irawan di Plaza Mandiri, Senin (7/1/2019).
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan likuiditas masih menjadi tantangan yang dihadapi perbankan Indonesia. Likuiditas tahun 2018 cukup menantang di mana DPK tumbuh hanya 8%.
"Jadi memang pertumbuhan DPK melambat sehingga LDR meningkat, ini karena outflow di dolar AS funding di valas membuat peredaran uang dalam negeri turun," terang Kartika.
(roy/wed) Next Article Bank Mandiri Masih Punya Uang untuk Genjot Infrastruktur
Most Popular