
Goldman Sachs Prediksi Inflasi RI akan Naik pada 2019
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 January 2019 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - India dan Indonesia menjadi dua negara yang disebut Goldman Sachs memiliki peluang paling besar mengalami kenaikan inflasi tahun ini.
Dalam catatan riset Macro Question for 2019 yang dipublikasikan Senin (7/1/2019), bank investasi asal Amerika Serikat (AS) itu menjabarkan faktor-faktor pendukung perkiraan tersebut.
Kombinasi dari jatuhnya harga energi global dan subsidi pemerintah yang implisit (yang diterapkan melalui penetapan harga ritel bahan bakar oleh perusahaan minyak negara) telah membantu indeks harga konsumen tetap rendah, tulis para ekonom Goldman Sachs.
"Namun, mempertimbangkan biaya yang melampaui anggaran saat ini dan batasan defisit fiskal Indonesia yang ketat, kami memperkirakan subsidi akan diturunkan jelang pemilu di April 2019," menurut para ekonom itu.
"Sejalan dengan perkiraan rebound moderat harga minyak global kami, hal ini akan mendorong naik harga eceran energi dan inflasi indeks harga konsumen di paruh kedua 2019," tambahnya.
Tahun ini, pemerintah menargetkan inflasi berada di kisaran 1,5%-3,5%. Target tersebut lebih rendah dibandingkan sasaran tahun lalu sebesar 2,5%-4,5%.
Untuk realisasi tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Desember 2018 sebesar 0,62%. Secara tahunan, inflasi tahun lalu tercatat 3,13% sementara inflasi inti atau core inflation 3,07%.
(hps) Next Article BPS: Maret 2020 Terjadi Inflasi 0,1%, Disumbang Kenaikan Emas
Dalam catatan riset Macro Question for 2019 yang dipublikasikan Senin (7/1/2019), bank investasi asal Amerika Serikat (AS) itu menjabarkan faktor-faktor pendukung perkiraan tersebut.
Kombinasi dari jatuhnya harga energi global dan subsidi pemerintah yang implisit (yang diterapkan melalui penetapan harga ritel bahan bakar oleh perusahaan minyak negara) telah membantu indeks harga konsumen tetap rendah, tulis para ekonom Goldman Sachs.
"Sejalan dengan perkiraan rebound moderat harga minyak global kami, hal ini akan mendorong naik harga eceran energi dan inflasi indeks harga konsumen di paruh kedua 2019," tambahnya.
Tahun ini, pemerintah menargetkan inflasi berada di kisaran 1,5%-3,5%. Target tersebut lebih rendah dibandingkan sasaran tahun lalu sebesar 2,5%-4,5%.
Untuk realisasi tahun lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Desember 2018 sebesar 0,62%. Secara tahunan, inflasi tahun lalu tercatat 3,13% sementara inflasi inti atau core inflation 3,07%.
(hps) Next Article BPS: Maret 2020 Terjadi Inflasi 0,1%, Disumbang Kenaikan Emas
Most Popular