Fokus Investor

Berbagai Rencana Akuisisi Awali Aksi Emiten di Awal Tahun

Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 January 2019 08:42
Rangkuman aksi korporasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka naik tipis 0,05% ke level 6.197,87, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan pertama di tahun 2019 dengan pelemahan sebesar 0,22% ke level 6.181,18.

Performa IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona merah: indeks Shanghai anjlok 1,15%, indeks Hang Seng ambruk 2,77%, indeks Strait Times turun 0,95%, dan indeks Kospi melemah 1,52%.


Nilai transaksi tercatat Rp 7,48 triliun dengan volume 15,26 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 300.079 kali.

Selain itu, terdapat beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini.


1. Medco Incar Perusahaan Migas yang Tercatat di Bursa London

PT Medco Energi International Tbk (MEDC) mengungkapkan ketertarikannya untuk mengakuisisi perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa saham London.

Melalui anak usaha Medco Energi Global Pte Ltd, perusahaan milik Arifin Panigoro ini sedang melakukan pengkajian kemungkinan pengajuan tawaran untuk membeli seluruh saham Ophir Energy Plc yang merupakan perusahaan bidang eksplorasi dan produk hulu minyak dan gas.


2. Maret 2019, Anies Bakal Jual Saham Produsen Anker Bir

Wacana Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta melepas kepemilikan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) kembali bergulir.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan saat ini Pemrov sedang melakukan kajian untuk melepas kepemilikan di perusahaan produsen bir tersebut.

"Delta kita sedang kajian kita akan lepas. Tapi kita mudah mudahan Maret sudah selesai," kata Anies, saat silaturahmi awal tahun di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu (02/01/2019).


3. Tahun ini BTN Ingin Punya Anak Usaha Asuransi dan MI

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih berniat menambah anak usaha di sektor keuangan. Tahun ini BTN berniat memiliki anak usaha manajer investasi dan asuransi.

"Anak perusahan masih dalam tahap negosiasi, dalam proses. tahun ini mudahan akan ada kejelasan karena memang karena kita butuh pemahaman yang sama. Jadi masih ada proses ini valuasi," ujar Direktur Strategi, Risiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso di Gedung Bank Indonesia, Rabu (2/1/2019).


4. Izin Frekuensi Dicabut, BEI Awasi Kegiatan Usaha First Media

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memantau jalannya bisnis PT First Media Tbk (KLBV) pasca Kementeerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencabut izin frekuensi yang dimiliki anak usaha perseroan PT Internux. Perseroan juga sebelumnya menyebutkan akan fokus untuk memaksimalkan kinerja anak usahanya di bisnis lainnya.


5. Akuisisi Dua Bank, BCA Tak Perlu Merger Anak Usaha Bank?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan sedang mengkaji rencana PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang ingin diskresi setelah akusisi dua bank kecil.

Sebelumnya, BBCA sudah menyampaikan rencana akuisisi dua bank kecil tetapi Bank BCA minta diskresi dengan tidak perlu menggabungkan dua bank kecil yang dicaplok.


6. Bank BNP-Danamon Merger, Siapa Bakal Delisting dari Bursa?

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan salah satu bank yang telah diakusisi Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) harus delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

OJK telah memberikan waktu selama satu tahun kepada PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) untuk melakukan merger. Kedua bank ini milik MUFG.


7. Rogoh Rp 1,99 T, Saratoga Tambah Saham di Merdeka Copper

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melakukan restrukturisasi investasi dengan mengambilalih seluruh kepemilikan anak usahanya, PT Trimitra Karya Jaya, di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

Emiten yang juga sahamnya dimiliki Capwapres Sandiaga Uno ini membeli 16,33% saham atau 680,26 juta saham milik Trimitra di Merdeka Copper di harga Rp2.940 per saham. Dengan transaksi ini, Saratoga mengeluarkan dana hingga Rp1,99 triliun untuk pengambilalihan saham MDKA ini pada 28 Desember 2018.


8. Tridomain Pangkas Nilai Obligasi Jadi Rp 100 M

PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) menurunkan jumlah penerbitan obligasi menjadi Rp 100 miliar dari target awal Rp 250 miliar.

Berdasarkan tambahan prospektus ringkasnya hari ini (2/1/19), kupon efek utang bernama obligasi Tridomain I/2018 tersebut ditetapkan 10,5% per tahun yang akan dibagikan setiap 3 bulan hingga jatuh tempo pada Januari 2022. Meskipun tidak berjaminan khusus, obligasi ini dijamin aset lancar maupun tidak lancar perusahaan penerbitnya. Setelah setahun sejak penjatahan, perseroan berhak membeli kembali (buyback) sebagian maupun seluruh efek utang tersebut.


9. Anak Usaha Indika Energy Raih Fasilitas Pinjaman Rp 1,08 T

Emiten jasa migas, PT Indika Energy Tbk (INDY) bersama dengan empat anak usahanya menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan tiga bank senilai US$ 75 juta atau setara dengan Rp 1,08 triliun.

Keempat anak usaha Indika itu yakni PT Indika Inti Corpindo, PT Tripatra Engineers and Constructors, PT Tripatra Engineering, dan PT Tripatra (Singapore) Pte Ltd. Adapun tiga bank pemberi pinjaman awal tersebut yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), MUFG Bank Ltd, dan ICICI Bank Limited.



10. Syarat Restrukturisasi, Anak Usaha MYTX Raih Subdebt Rp 93 M

Anak usaha emiten tekstil dan garmen PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX), PT Apac Inti Corpora, mendapatkan pinjaman subordinasi (subdebt) sebesar US$6,45 juta atau sekitar Rp 93,30 miliar dari PT Indah Jaya Textile Industry.

Manajemen MYTX, dalam keterbukaan informasi di BEI (2/1/2019), mengungkapkan pinjaman subordinasi dari perusahaan afiliasi itu diperoleh sebagai syarat restrukturisasi pinjaman dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
(prm) Next Article Cermati Dua Saham yang Pendapatannya Meningkat Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular