
Analisis Teknikal
Aura Negatif Masih Mewarnai Perdagangan Hari Ke-2 di 2019
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 January 2019 08:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan dengan pelemahan kemarin, nasib IHSG senada dengan bursa utama Asia yang memerah. Perlambatan data PMI (Purchasing Manager Index/PMI) di benua kuning menjadi pencetus kekhawatiran bagi investor di bursa domestik.
Memasuki perdagangan hari kedua 2019, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi bahwa IHSG akan kembali terkoreksi. Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal yang kami lakukan. Adapun rentang pergerakannya berpotensi berada pada level 6.100 hingga 6.200.
Dari Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama di Wall Street berakhir dengan penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,08%, S&P 500 menguat 0,13%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,46%.
Meskipun Pemerintahan AS masih tutup sebagian (partial shutdown), yang mana Presiden Donald Trump dan legislatif belum menemui kata sepakat soal anggaran 2019. Namun perkembangan yang positif dari perang dagang AS-China lebih mendominasi pandangan pelaku pasar AS.
Dari dalam negeri, hawa liburan masih menyelimuti perdagangan saham kemarin di bursa, total transaksi hanya Rp 7,47 triliun. Namun demikian, investor asing masih memandang penuh optimis kinerja bursa nasional ke depan dengan mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 207 miliar di seluruh pasar.
Secara teknikal, potensi IHSG pelemahan hari ini berpotensi terjadi karena melihat pola bintang malam (evening star) yang terbentuk. Pola tersebut tergolong dalam pola pembalikan arah (reversal) yang menggambarkan akan penurunan.
Meskipun demikian, kami memprediksi pelemahan nya nampak kurang begitu dalam, melihat IHSG masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5).
Mengacu pada pergerakan IHSG pada masa lalu, level penghalang penurunan (resistance) yang berpotensi untuk di uji pada hari ini berada di level 6.100.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Memasuki perdagangan hari kedua 2019, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi bahwa IHSG akan kembali terkoreksi. Prediksi tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal yang kami lakukan. Adapun rentang pergerakannya berpotensi berada pada level 6.100 hingga 6.200.
Dari Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama di Wall Street berakhir dengan penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik tipis 0,08%, S&P 500 menguat 0,13%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,46%.
Dari dalam negeri, hawa liburan masih menyelimuti perdagangan saham kemarin di bursa, total transaksi hanya Rp 7,47 triliun. Namun demikian, investor asing masih memandang penuh optimis kinerja bursa nasional ke depan dengan mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 207 miliar di seluruh pasar.
Secara teknikal, potensi IHSG pelemahan hari ini berpotensi terjadi karena melihat pola bintang malam (evening star) yang terbentuk. Pola tersebut tergolong dalam pola pembalikan arah (reversal) yang menggambarkan akan penurunan.
![]() |
Mengacu pada pergerakan IHSG pada masa lalu, level penghalang penurunan (resistance) yang berpotensi untuk di uji pada hari ini berada di level 6.100.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular