Harga Minyak Tembus US$ 40/Barel, Saham MEDC & ELSA Melesat

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 June 2020 10:33
FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Melesatnya harga minyak mentah dunia turut jadi sentimen positif untuk emiten perminyakan dalam negeri. Harga minyak yang sudah berada di level US$ 40/barel membawa berkah bagi duo emiten perminyakan RI yakni PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

Keputusan Arab Saudi, Rusia dan koleganya atau yang lebih dikenal dengan OPEC+ untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi minyaknya hingga Juli membuat harga si emas hitam melesat pagi awal pekan ini. 

Pada 07.50 WIB, harga minyak acuan global berjangka Brent naik 1,94% ke US$ 43,12/barel. Pada saat yang bersamaan harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga menguat sebesar 1,54% ke US$ 40,2/barel.



Keputusan OPEC+ tersebut membuat harga minyak melesat di awal pekan. Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC pun memutuskan untuk menaikkan harga minyak ekspornya pada periode Juli nanti. 

"Harga akan tetap kuat mulai Senin, dan tetap berada di atas US$ 40" kata Bjornar Tonhaugen dari Rystad Energy.


Saham-saham emiten perminyakan RI pun terbang. Pada 09.40 WIB saham MEDC bertambah 30 poin atau menguat 6,25%. Emiten milik keluarga Panigoro ini sahamnya ditransaksikan dengan volume mencapai 81,26 juta dan nilai transaksinya mencapai Rp 41 miliar.

Emiten perminyakan RI lain yang juga ikut terkena berkah dari melesatnya harga minyak adalah saham anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni ELSA. Di saat yang sama saham ELSA menguat hingga 13,08%. Menurut data RTI Infokom, saham ini ditransaksikan dengan volume mencapai 140,87 juta dan nilai transaksinya tembus Rp 32,55 miliar.

Kedua saham tersebut turut menjadi penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini. 

Isu pembukaan ekonomi masih jadi sorotan para pelaku pasar. Rilis data ekonomi AS pekan lalu yang mengejutkan seolah mengindikasikan bahwa hilal kebangkitan ekonomi kian tampak. Risk appetite investor pun kembali membaik, aset-aset berisiko seperti saham pun menguat. 

Kabar gembira datang dari rilis data penciptaan lapangan pekerjaan (non-farm payrolls) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk periode Mei lalu. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat penambahan 2,5 juta lapangan kerja baru bulan lalu.

Tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam pun membaik ke 13,3%. Angka ini jauh lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang menduga ada 8 juta lapangan kerja yang hilang dan angka pengangguran naik menjadi 20%.

Penciptaan kerja di bulan Mei merupakan lonjakan satu bulan terbesar dalam sejarah AS setidaknya sejak 1939. Kenaikan ini bahkan mengungguli rekor sebelumnya yang tercatat di bulan September 1983 dengan kenaikan penciptaan lapangan kerja dalam sebulan mencapai angka 1,1 juta.

Pada 09.50 WIB, IHSG melesat 2,42% dan tembus ke level 5.068. Nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp 4,63 triliun. Asing masuk ke seluruh pasar di Tanah Air mencapai Rp 15,23 miliar. 

Penguatan IHSG juga mengekor hijaunya indeks saham utama di kawasan Benua Kuning. Pada 09.50 WIB, indeks Nikkei terangkat 0,93%, Hang Seng terapresiasi 0,62%, Shang Hai Composite melompat 0,33% dan Straits Times naik 1,1%.



[Gambas:Video CNBC]






TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg) Next Article Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular