
Minyak Reli, Siap-siap Batu Bara Bakal Ikut Melesat
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 June 2020 09:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir pekan lalu, harga batu bara Newcastle ditutup menguat. Kenaikan harga minyak di atas US$ 40/barel di awal pekan ini menjadi sentimen positif untuk harga komoditas unggulan Indonesia dan Australia ini.
Jumat (5/6/2020), harga batu bara acuan untuk kontrak yang ramai diperdagangkan ditutup di level US$ 56,2/ton. Harga pasir hitam naik 1,44% dibanding harga penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Harga minyak mentah baik untuk acuan global Brent maupun acuan Negeri Paman Sam yakni West Texas Intermediate (WTI) kompak menguat. Kini emas hitam ditransaksikan di atas US$ 40/barel.
Kenaikan harga minyak mentah dipicu oleh keputusan Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) yang memperpanjang periode pemangkasan output sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) hingga Juli.
Meski penggunaannya berbeda, minyak dan batu bara merupakan sumber energi primer. Minyak digunakan untuk bahan bakar terutama pada sektor transportasi, sementara batu bara untuk pembangkit listrik dan pembuatan baja hingga pupuk.
Kenaikan harga minyak jelas menjadi sentimen positif yang bisa mendongkrak ke atas harga batu bara. Kenaikan harga batu bara juga didorong oleh membaiknya perekonomian.
Pembukaan ekonomi yang terus berlangsung terutama di negara-negara konsumen batu bara jadi kabar baik bagi komoditas ini. Walaupun angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur di negara-negara anggota G20 masih mengalami kontraksi, tetapi sudah menunjukkan peningkatan bulan lalu.
Ekonomi AS yang juga kembali dipacu membuat tingkat pengangguran turun menjadi 13,3% di bulan Mei setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ada tambahan pekerjaan (non-farm payrolls) sebesar 2,5 juta.
Hilal geliat ekonomi yang makin terlihat membuat harga-harga komoditas termasuk batu bara mendapat berkahnya. Jika aktivitas ekonomi terus dipacu dan tak ada kendala, ke depan harga batu bara bisa semakin menguat dan tak menutup kemungkinan siap melesat ke US$ 60/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah Sejak September 2019
Jumat (5/6/2020), harga batu bara acuan untuk kontrak yang ramai diperdagangkan ditutup di level US$ 56,2/ton. Harga pasir hitam naik 1,44% dibanding harga penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Kenaikan harga minyak mentah dipicu oleh keputusan Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) yang memperpanjang periode pemangkasan output sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) hingga Juli.
Meski penggunaannya berbeda, minyak dan batu bara merupakan sumber energi primer. Minyak digunakan untuk bahan bakar terutama pada sektor transportasi, sementara batu bara untuk pembangkit listrik dan pembuatan baja hingga pupuk.
Kenaikan harga minyak jelas menjadi sentimen positif yang bisa mendongkrak ke atas harga batu bara. Kenaikan harga batu bara juga didorong oleh membaiknya perekonomian.
Pembukaan ekonomi yang terus berlangsung terutama di negara-negara konsumen batu bara jadi kabar baik bagi komoditas ini. Walaupun angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur di negara-negara anggota G20 masih mengalami kontraksi, tetapi sudah menunjukkan peningkatan bulan lalu.
Ekonomi AS yang juga kembali dipacu membuat tingkat pengangguran turun menjadi 13,3% di bulan Mei setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan ada tambahan pekerjaan (non-farm payrolls) sebesar 2,5 juta.
Hilal geliat ekonomi yang makin terlihat membuat harga-harga komoditas termasuk batu bara mendapat berkahnya. Jika aktivitas ekonomi terus dipacu dan tak ada kendala, ke depan harga batu bara bisa semakin menguat dan tak menutup kemungkinan siap melesat ke US$ 60/ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah Sejak September 2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular