Ambruk 7 Minggu, Ada Harapan Batu Bara Membaik Pekan Ini

mae, CNBC Indonesia
05 June 2023 06:35
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih tersungkur pekan lalu. Namun, ada harapan harga pasir hitam sedikit membaik pada pekan ini karena krisis listrik di Bangladesh dan keputusan Arab Saudi kembali memangkas produksi minyaknya.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (2/6/2023), harga batu bara kontrak dua bulan atau Juli di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 134,15 per ton. Harganya naik 2,52%.

Kendati menguat, harga batu bara masih bergerak di level terendahnya dalam dua tahun terakhir. Secara keseluruhan, harga batu bara melemah 4,62% sepekan. Artinya, harga batu bara sudah ambruk selama tujuh pekan beruntun atau sejak akhir April 2023. 
Pelemahan batu bara pekan lalu setidaknya lebih kecil dibandingkan pekan sebelumnya di mana harga batu bara jatuh 11,7%.

Harga batu bara masih menghadapi tantangan berat pekan ini. Masih lesunya permintaan menjadi penyebab utamanya. Kendati demikian, ada harapan harga batu bara naik karena perkembangan di Bangladesh, Arab Saudi, dan Eropa.

Bangladesh tengah menghadapi krisis energi setelah pembangkit listrik mereka banyak yang ditutup karena kekurangan bahan bakar.

Di antara pembangkit yang tutup adalah Pyra yang berkapasitas 1320 megawatts (MW). Krisis muncul karena ada persoalan pembayaran akibat keterlambatan Letter of Credit (LC) dengan penyuplai bahan bakar dari China, termasuk gas dan batu bara.

Menteri Kelistrikan, Energi. Dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid mengatakan butuh dua pekan untuk memperbaiki persoalan pasokan.
Untuk menyelesaikan persoalan, pemerintah akan segera mengimpor batu bara secepatnya. Namun, buruh waktu 20-25 hari bagi pembangkit Pakistan untuk beroperasi sepenuhnya.

Kapasitas pembangkit Bangladesh diperkirakan mencapai 21.710 MW dengan 50% lebih dihasilkan gas dan sekitar 8-10% dari batu bara.

Harga batu bara juga bisa naik pekan ini ditopang dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Harga minyak kembali menguat tajam setelah Arab Saudi memutusan utnuk kembali memangkas prpduksi minyak hingga 1 juta barel per hari (bpd) mulai Juli.

Sebelumnya, Arab Saudi dan kartel OPEC+ sepakat untuk mengurangi produksi hingga 3,66 juta bpr, atau 3,6% dari permintaan global. Termasuk di dalamnya adalah kesepakatan 2 juta bpd dan 1, 66 juta secara sukarela.

Pemangaksan produksi akan membuat pasokan berkurang sehingga harganya naik. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya akan saling mempengaruhi.

Dari Eropa dilaporkan produksi pembangkit dari tenaga angin diperkirakan jatuh pekan ini, terutama di Jerman. Pasokan batu bara daru tenaga angina di Prancis akan berkurang sekitar 1,5 gigawatts (GW) sementara di Jerman akan berkurang 3,9 GW.

Namun, permintaan listrik dari kawasan Eropa juga diperkirakan melandai sehingga penurunan produksi hanya berdampak kecil.

Faktor negatif pergerakan harga batu bara bisa datang dari India. Pemerintah India dikabarkan tidak akan mengizinkan pembangkit batu bara baru dalam lima tahun ke depan. Langkah tersebut diambil guna mengurangi emisi karbon serta meningkatkan peran energi terbarukan.
India adalah konsumen terbesar batu bara kedua setelah China sehingga keputusan pemerintah negara tersebut akan sangat berpengaruh terhadap harga batu bara.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular