Internasional

Gara-gara Apple, Wall Street Akan Dibuka Babak Belur

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 January 2019 07:39
Futures atau kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average anjlok 338 poin.
Foto: REUTERS/Elijah Nouvelage
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari Kamis (3/1/2019) akan menjadi hari yang berat bagi saham-saham teknologi setelah Apple mengeluarkan peringatan bahwa penjualan di kuartal pertama tahun fiskal 2019-nya yang berakhir di 29 Desember akan lebih rendah dari perkiraan.

Invesco QQQ Trust, yang memantau indeks sarat emiten teknologi Nasdaq-100, kehilangan lebih dari 2% dalam perdagangan after hours hari Rabu. Saham Apple tenggelam 7%.


Sementara itu, S&P 500 ETF Trust, yang memantau pasar yang lebih luas, kehilangan lebih dari 1% dalam perdagangan lanjutan setelah penutupan pasar, dilansir dari CNBC International.

Futures atau kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average anjlok 338 poin segera setelah perdagangannya dibuka Rabu malam waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Futures S&P 500 kehilangan 1,3% sementara yen melesat 2% karena para investor mencari perlindungan di mata uang Jepang itu.

Perusahaan pembuat iPhone ini menurunkan panduan pendapatannya menjadi US$84 miliar (Rp 1.210 triliun) dari US$89 miliar hingga US$93 miliar yang diperkirakan sebelumnya. Para analis memperkirakan pendapatan Apple mencapai US$91,3 miliar untuk periode tersebut, menurut konsensus dari FactSet.

Gara-gara Apple, Wall Street Akan Dibuka Babak BelurFoto: CNBC International

Apple mengatakan penurunan pendapatan itu sebagian besar diakibatkan oleh penjualan iPhone baru di China yang mengecewakan. Namun, perusahaan juga mengatakan upgrade oleh konsumen di negara-negara lain juga tidak sekuat yang diperkirakannya.

Saham-saham perusahaan pembuat chip Advanced Micro Devices, Nvidia, Skyworks, dan Qorvo ikut berguguran dalam perdagangan after hours menyusul kabar buruk dari Apple itu. Best Buy kehilangan 2% sementara Skyworks rontok lebih dari 5%.

"Jika Anda melihat laporan kinerja kami, kekurangan kami mencapai lebih dari 100% untuk iPhone dan itu terjadi utamanya di China," kata Cook dalam wawancara dengan CNBC, Rabu.


"Jelas bahwa perekonomian mulai melambat di sana untuk paruh kedua [tahun lalu] dan apa yang saya yakini dalam hal ini adalah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China memberi tekanan tambahan bagi ekonomi mereka," ujarnya.

Sudah ada beberapa laporan yang mengindikasikan pelemahan penjualan iPhone dalam beberapa bulan terakhir. Beberapa perusahaan pemasok Apple telah memangkas perkiraan kinerja mereka di kuartal lalu dna membuat banyak pihak berspekulasi bahwa konsumen tidak meng-upgrade ponsel mereka ke model terbaru.

Indeks-indeks acuan Wall Street sendiri berhasil menguat tipis pada perdagangan hari Rabu setelah mengalami sesi yang bergejolak.

Dow Jones Industrial Average ditutup bertambah 18,78 poin atau 0,08% di 23.346,24 setelah anjlok hampir 400 poin dalam sesi perdagangan tersebut. S&P 500 menguat 0,1% ke 2.510,03 sementara Nasdaq Composite merangkak naik 0,46% ke level 6.665,94.

Namun, indeks-indeks tersebut diperkirakan akan merosot turun pada perdagangan hari Kamis.
(prm) Next Article Penjualan iPhone Mengecewakan, Saham Apple Kena Downgrade

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular