
Wall Street Menguat Tipis di Perdagangan Awal Tahun
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 January 2019 06:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks-indeks acuan Wall Street mencatatkan kenaikan tipis, Rabu (2/1/2019), setelah mengalami sesi perdagangan yang bergejolak di awal 2019.
Dow Jones Industrial Average ditutup bertambah 18,78 poin atau 0,08% di 23.346,24 setelah anjlok hampir 400 poin dalam sesi perdagangan tersebut. S&P 500 menguat 0,1% ke 2.510,03 sementara Nasdaq Composite merangkak naik 0,46% ke level 6.665,94.
Di posisi terendahnya hari Rabu, S&P 500 sempat terjun bebas lebih dari 1%. Gejolak pasar yang hebat bulan lalu membuat indeks ini harus merasakan Desember terburuknya sejak Great Depression di 1931 dan mencatatkan kinerja tahunan terburuk sejak krisis keuangan 2008.
Facebook dan Amazon menguat masing-masing 3,5% dan 2,5% dan membantu Nasdaq pulih dari kekalahannya. Saham-saham perbankan juga mampu naik dengan Goldman Sachs, Bank of America, dan JPMorgan Chase semuanya menanjak lebih dari 1%, CNBC International melaporkan.
Saham-saham sempat melemah hari Rabu setelah survei swasta menunjukkan kegiatan manufaktur di China tumbuh negatif untuk kali pertama dalam 19 bulan terakhir. Puchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur China di Desember turun ke 49,7 dari 50,2 di November.
PMI manufaktur Uni Eropa juga tetap berada di level terendahnya sejak Februari 2016 sementara PMI manufaktur di AS turun ke posisi terendah dalam 15 bulan.
Sentimen negatif lainnya datang dari Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer yang dikabarkan memperingatkan Presiden Donald Trump bahwa bea impor tambahan mungkin diperlukan demi mendapatkan kesepakatan dengan China.
Kedua negara saat ini sedang dalam proses perundingan untuk merumuskan perdamaian dagang yang mengakhiri perang tarif impor di antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
(prm) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Dow Jones Industrial Average ditutup bertambah 18,78 poin atau 0,08% di 23.346,24 setelah anjlok hampir 400 poin dalam sesi perdagangan tersebut. S&P 500 menguat 0,1% ke 2.510,03 sementara Nasdaq Composite merangkak naik 0,46% ke level 6.665,94.
Di posisi terendahnya hari Rabu, S&P 500 sempat terjun bebas lebih dari 1%. Gejolak pasar yang hebat bulan lalu membuat indeks ini harus merasakan Desember terburuknya sejak Great Depression di 1931 dan mencatatkan kinerja tahunan terburuk sejak krisis keuangan 2008.
Saham-saham sempat melemah hari Rabu setelah survei swasta menunjukkan kegiatan manufaktur di China tumbuh negatif untuk kali pertama dalam 19 bulan terakhir. Puchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur China di Desember turun ke 49,7 dari 50,2 di November.
PMI manufaktur Uni Eropa juga tetap berada di level terendahnya sejak Februari 2016 sementara PMI manufaktur di AS turun ke posisi terendah dalam 15 bulan.
Sentimen negatif lainnya datang dari Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer yang dikabarkan memperingatkan Presiden Donald Trump bahwa bea impor tambahan mungkin diperlukan demi mendapatkan kesepakatan dengan China.
Kedua negara saat ini sedang dalam proses perundingan untuk merumuskan perdamaian dagang yang mengakhiri perang tarif impor di antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
(prm) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Most Popular