
Kinerja Bursa Eropa 2018 Terburuk Dalam Satu Dekade
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 January 2019 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Bursa saham Eropa pada perdagangan hari terakhir 2018 ditutup meguat. Namun jika dihitung secara tahunan, kinerja bursa saham Eropa sepanjang 2019 tercatat yang terburuk dalam satu dekade terakhir.
Pada perdagangan akhir tahun, indeks Pan-European Stoxx 600 ditutup naik 0,38%. Sementara Indeks FTSE 100 menutup perdagangan pada hari terakhir tahun ini dengan turun 0,2%. Sedangkan Indeks CAC Prancis, ditutup melonjak lebih dari 1%. Sementara itu, bursa saham Jerman libur seperti dilansir dari CNBC International.
Dalam setahun, Indeks FTSE Inggris telah anjlok lebih dari 12% spenurunan satu tahun terbesar sejak krisis keuangan pada 2008 karena investor dibuat panik tentang ketidakpastian seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Indeks Pan-European Stoxx 600 telah mengakhiri tahun ini dengan penurunan 13%, yang merupakan kinerja terburuknya sejak krisis keuangan. Indeks DAX juga sama, merosot lebih dari 18% sejak awal tahun.
Fokus pasar nampaknya telah beralih ke kabar gembira dalam perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, di mana Presiden Donald Trump pada hari Sabtu lalu mengatakan telah melakukan "panggilan via telepon yang sangat baik" dengan Presiden Cina Xi Jinping untuk membahas perdagangan.
Dia juga mengklaim bahwa "kemajuan besar" sedang dibuat. Pernyataannya telah membawa optimisme terhadap kinerja saham di seluruh dunia yang telah berada di bawah tekanan tahun ini.
Namun, setelah berita postingan twitter itu merebak, Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump "mungkin hanya melebih-lebihkan tentang seberapa dekat kemungkinan tercapainya perjanjian antara kedua belah pihak," mengutip beberapa sumber "yang mengetahui negosiasi tersebut."
Komentar Trump muncul setelah awal bulan ini dia dan Presiden Xi menyetujui gencatan perang tarif selama 90 hari.
Namun, sentimen pasar tetap mendung setelah rilis data survei dari China pada hari Senin menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China pada bulan Desember melambat lebih dari yang diproyeksikan.
Kembali di Eropa, kebuntuan di sekitar Brexit terus menjadi perhatian investor. Pada hari Minggu, Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox mengatakan ada "50-50" kemungkinan bahwa Brexit dapat dibatalkan jika Parlemen menolak kesepakatan keluarnya pemerintah dari Uni Eropa bulan depan.
Parlemen Inggris ditetapkan untuk memberikan suara pada kesepakatan Brexit dalam seminggu yang terhitung mulai 14 Januari.
(hps) Next Article Tanda-Tanda Ekonomi Membaik Muncul, Bursa Eropa Menghijau
Pada perdagangan akhir tahun, indeks Pan-European Stoxx 600 ditutup naik 0,38%. Sementara Indeks FTSE 100 menutup perdagangan pada hari terakhir tahun ini dengan turun 0,2%. Sedangkan Indeks CAC Prancis, ditutup melonjak lebih dari 1%. Sementara itu, bursa saham Jerman libur seperti dilansir dari CNBC International.
Dalam setahun, Indeks FTSE Inggris telah anjlok lebih dari 12% spenurunan satu tahun terbesar sejak krisis keuangan pada 2008 karena investor dibuat panik tentang ketidakpastian seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Indeks Pan-European Stoxx 600 telah mengakhiri tahun ini dengan penurunan 13%, yang merupakan kinerja terburuknya sejak krisis keuangan. Indeks DAX juga sama, merosot lebih dari 18% sejak awal tahun.
Dia juga mengklaim bahwa "kemajuan besar" sedang dibuat. Pernyataannya telah membawa optimisme terhadap kinerja saham di seluruh dunia yang telah berada di bawah tekanan tahun ini.
Namun, setelah berita postingan twitter itu merebak, Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump "mungkin hanya melebih-lebihkan tentang seberapa dekat kemungkinan tercapainya perjanjian antara kedua belah pihak," mengutip beberapa sumber "yang mengetahui negosiasi tersebut."
Komentar Trump muncul setelah awal bulan ini dia dan Presiden Xi menyetujui gencatan perang tarif selama 90 hari.
Namun, sentimen pasar tetap mendung setelah rilis data survei dari China pada hari Senin menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China pada bulan Desember melambat lebih dari yang diproyeksikan.
Kembali di Eropa, kebuntuan di sekitar Brexit terus menjadi perhatian investor. Pada hari Minggu, Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox mengatakan ada "50-50" kemungkinan bahwa Brexit dapat dibatalkan jika Parlemen menolak kesepakatan keluarnya pemerintah dari Uni Eropa bulan depan.
Parlemen Inggris ditetapkan untuk memberikan suara pada kesepakatan Brexit dalam seminggu yang terhitung mulai 14 Januari.
(hps) Next Article Tanda-Tanda Ekonomi Membaik Muncul, Bursa Eropa Menghijau
Most Popular