Terdepresiasi 0,03% Sepekan Lalu, Rupiah Paling Lemah di Asia

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
29 December 2018 12:10
Bayang-Bayang Buruknya CAD Juga Hantui Rupiah
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dari dalam negeri, risiko defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih tertekan di kuartal IV-2018 juga nampaknya masih menjadi "hantu" yang membebani rupiah. 

Pada kuartal terakhir tahun ini, CAD diproyeksikan masih akan berada di atas level 3%. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kemarin.

"Neraca pembayaran kuartal IV-2018 surplus sekitar US$ 4 miliar, meskipun CAD masih tinggi sekitar 3% dari PDB di triwulan IV," ungkap Perry, Jumat (28/12/2018).

Perkiraan Perry masuk akal mengingat defisit neraca perdagangan RI di bulan Oktober dan November 2018 jebol habis-habisan. Di bulan Oktober defisit neraca dagang sebesar US$ 1,77 miliar, sementara di November defisitnya mencapai US$ 2,05 miliar. Defisit di bulan lalu bahkan merupakan yang terburuk dalam 5 tahun terakhir.

Dengan demikian, tahun 2018 mungkin akan menjadi tahun pertama CAD menembus level 3% setelah terakhir kali terjadi pada tahun 2014 (3,09%).



Sebagai informasi, transaksi berjalan merupakan pos yang sangat penting bagi pelaku pasar modal, bahkan bisa dibilang lebih penting dari neraca pembayaran. Pasalnya, pos transaksi berjalan menggambarkan arus devisa dari perdagangan barang dan jasa yang lebih mampu menopang nilai tukar rupiah dalam jangka panjang karena tidak mudah berubah seperti arus modal portofolio.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/RHG)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular