Internasional

Gejolak Pasar Saham Saat Ini Abnormal!

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
28 December 2018 14:25
Para investor harus berhati-hati karena lonjakan gejolak pasar saham baru-baru ini jauh dari normal.
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor harus berhati-hati karena lonjakan gejolak pasar baru-baru ini jauh dari normal, menurut manajer Teachers Retirement System California (CalSTRS), yang mengelola aset lebih dari US$200 miliar (Rp 2.910 triliun).

"Beberapa hari terakhir ini, volatilitas abnormal," kata Christopher Ailman, kepala investasi di CalSTRS, kepada CNBC International dalam siaran khusus, Kamis malam (27/12/2018).


"Volatilitas yang kita lihat sebelumnya di Oktober dan November saya katakan itu sudah diperkirakan. Ini wajar ketika Anda memiliki pasar bullish yang sudah sangat tua dan sangat terlambat dalam siklus ekonomi. Tetapi beberapa hari terakhir ini tidak normal karena mesin benar-benar memilih melebihi manusia. "

Pada Kamis, Dow Jones Industrial Average ditutup 260 poin lebih tinggi, menghapus kerugian 611 poin di awal hari tersebut. Reli Kamis juga terjadi menyusul hari bersejarah di pasar saham AS pada Rabu, saat indeks bluechip membukukan kenaikan satu hari terbesar dalam sejarah.

Gejolak Pasar Saham Saat Ini Abnormal!Foto: New York Stock Exchange (NYSE) ( REUTERS/Brendan McDermid)

Pergerakan ini terjadi setelah Wall Street mencatat kinerja Malam Natal terburuknya pada Senin. "[Hari] itu biasanya adalah hari yang tenang. Maka dari itu, penurunan tersebut gila," kata Ailman.

Akhir-akhir ini, investor khawatir dengan kemungkinan kesalahan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, penutupan pemerintah Negeri Paman Sam yang sedang berlangsung, pembicaraan perdagangan AS-China, dan kemungkinan perlambatan ekonomi global.

Tapi Ailman mengatakan investor harus melihat pasar obligasi untuk mencari petunjuk tentang ekonomi daripada saham.


"Imbal hasil obligasi telah bertahan di sana," katanya. "Volatilitas pasar saham terlalu ekstrem dalam lingkungan ini."

Ailman juga mencatat bahwa perekonomian masih "stabil."
(prm) Next Article Bursa AS Anjlok, Menanti Rilis Laba Perusahaan Raksasa Tech

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular