
Tutup Bolt, Lippo Masih Punya Utang Rp 700 M ke Pemerintah
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
28 December 2018 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua anak usaha Lippo Group yakni PT First Media Tbk (KLBV) dan PT Internux tetap memiliki utang kepada negara sebesar Rp 708,3 miliar, meskipun keduanya sudah tidak memakai pita frekuensi radio 2,3 GHz.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua BRTI/Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail dalam konferensi pers Jumat (28/12/2018) hari ini.
Ismail mengatakan pengakhiran penggunaan pita frekuensi 2,3 GHz tidak menghapuskan kewajiban PT Internux dan PT First Media serta PT Jasnita Telekomindo, untuk melunasi biaya hak penggunaan spektrum frekuensi radio terutang dan denda keterlambatan pembayarannya.
"Proses penagihan tunggakan tersebut selanjutnya akan dilimpahkan dan diproses lebih lanjut oleh Kementerian Keuangan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku," ujar Ismail.
First Media menunggak Biaya Hak Pakai sejak 2016-2017 sebesar Rp 364,8 miliar, sementara PT Internux sebesar Rp 343,5 miliar. Operator dari Bolt ini sudah tidak lagi mengakusisi pelanggan baru dan menjual top up pulsa sejak bulan lalu.
Hingga 25 Desember 2018, jumlah pelanggan Bolt yang memiliki pulsa di atas Rp 100.000 tersisa 5.056 pelanggan turun drastis sejak 20 November yang masih tercatat 10.189 pelanggan.
(dob/hps) Next Article Tak Ngaruh Izin Dicabut, Saham First Media Terbang 21%
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua BRTI/Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail dalam konferensi pers Jumat (28/12/2018) hari ini.
First Media menunggak Biaya Hak Pakai sejak 2016-2017 sebesar Rp 364,8 miliar, sementara PT Internux sebesar Rp 343,5 miliar. Operator dari Bolt ini sudah tidak lagi mengakusisi pelanggan baru dan menjual top up pulsa sejak bulan lalu.
Hingga 25 Desember 2018, jumlah pelanggan Bolt yang memiliki pulsa di atas Rp 100.000 tersisa 5.056 pelanggan turun drastis sejak 20 November yang masih tercatat 10.189 pelanggan.
(dob/hps) Next Article Tak Ngaruh Izin Dicabut, Saham First Media Terbang 21%
Most Popular