
Trump Siap 'Tendang' Huawei, Dow Jones Akan Anjlok 333 Poin
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 December 2018 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Selepas aksi beli besar-besaran pada perdagangan kemarin (26/12/2018), Wall Street akan diterpa sell-off pada hari ini.
Kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan 333 poin pada saat pembukaan perdagangan malam ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan melemah masing-masing sebesar 39 dan 113 poin.
Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat investor enggan menyentuh saham-saham di Negeri Paman Sam. Tiga orang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk menggunakan kebijakan eksekutif yang dimilikinya guna mendeklarasikan situasi darurat nasional, yang pada akhirnya akan melarang perusahaan-perusahaan asal AS untuk menggunakan perangkat telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE, seperti dilansir dari CNBC International.
Kebijakan eksekutif yang sudah berada dalam proses perencanaan sejak lebih dari 8 bulan tersebut bisa diterbitkan secepatnya pada bulan Januari dan akan memberikan perintah kepada Kementerian Perdagangan untuk memblokir perusahaan-perusahaan AS dalam membeli peralatan dari perusahaan telekomunikasi asing yang membawa risiko signifikan bagi keamanan negara, kata sumber-sumber dari industri telekomunikasi dan pemerintahan AS.
Jika kebijakan tersebut jadi diluncurkan nantinya, damai dagang AS-China secara permanen akan kian sulit untuk dicapai. Sejauh ini, perang dagang yang terjadi antara AS dengan China terlihat benar-benar menyakiti perekonomian masing-masing.
Hal ini terlihat dari data ekonomi yang baru-baru ini dirilis. Di AS, Richmond Manufacturing Index periode Desember diumumkan sebesar -8, jauh di bawah konsensus yang sebesar 16, seperti dilansir dari Forex Factory.
Data ini menunjukkan tingkat aktivitas manufaktur di wilayah Richmond. Angka di bawah 0 menunjukkan bahwa kondisinya memburuk dibandingkan periode sebelumnya.
Kemudian di China, laba bersih dari perusahaan-perusahaan industri dumumkan turun 1,8% YoY pada bulan November menjadi 594,8 miliar yuan (Rp 1.254 triliun). Mengutip Reuters, ini menandai penurunan pertama sejak Desember 2015.
Pada pukul 22:00 WIB, angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember versi The Conference Board akan diumumkan.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Dibayangi Klaim Sepihak Trump, Wall Street Akan Menghijau
Kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan 333 poin pada saat pembukaan perdagangan malam ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan melemah masing-masing sebesar 39 dan 113 poin.
Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat investor enggan menyentuh saham-saham di Negeri Paman Sam. Tiga orang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk menggunakan kebijakan eksekutif yang dimilikinya guna mendeklarasikan situasi darurat nasional, yang pada akhirnya akan melarang perusahaan-perusahaan asal AS untuk menggunakan perangkat telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE, seperti dilansir dari CNBC International.
Hal ini terlihat dari data ekonomi yang baru-baru ini dirilis. Di AS, Richmond Manufacturing Index periode Desember diumumkan sebesar -8, jauh di bawah konsensus yang sebesar 16, seperti dilansir dari Forex Factory.
Data ini menunjukkan tingkat aktivitas manufaktur di wilayah Richmond. Angka di bawah 0 menunjukkan bahwa kondisinya memburuk dibandingkan periode sebelumnya.
Kemudian di China, laba bersih dari perusahaan-perusahaan industri dumumkan turun 1,8% YoY pada bulan November menjadi 594,8 miliar yuan (Rp 1.254 triliun). Mengutip Reuters, ini menandai penurunan pertama sejak Desember 2015.
Pada pukul 22:00 WIB, angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember versi The Conference Board akan diumumkan.
Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Dibayangi Klaim Sepihak Trump, Wall Street Akan Menghijau
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular