
"2019 Tahun Berat, Bursa Saham AS Bisa Anjlok 20%"
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
26 December 2018 20:35

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar Amerika Serikat (AS) yang bulan ini telah terpukul, bisa terus rontok dan merosot hingga 20% di tahun depan, menurut ahli strategi perdagangan.
Berbicara dengan CNBC International pada Rabu, Todd Horwitz, kepala strategi penasihat investasi Bubba Trading, meramalkan tahun depan akan menjadi "sangat kasar." Untuk 2018, indeks utama di Amerika seperti Nasdaq dan S&P 500 sejauh ini telah jatuh lebih dari 10%.
"Saya pikir kita akan memasuki resesi, Saya pikir tahun depan akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi pasar dan Saya bisa melihat 10%-15% hingga 20%, dan aksi jual," kata Horwitz.
"Saya pikir kita memasuki masa yang sangat sulit karena semua hal ini terjadi, karena ekonomi yang melemah," katanya.
Salah satu masalah besar adalah utang, Horwitz mengatakan "Kami punya terlalu banyak utang di negara ini." Total utang perusahaan di AS telah membengkak hingga hampir US$9,1 triliun (Rp 27.735 triliun) di pertengahan 2018, menurut data Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan.
Horwitz mengatakan bank-bank AS "Mungkin sekali lagi, memiliki pengaruh yang berlebih." "Kami memungkinkan bank untuk terus mengakumulasi utang besar-besaran dan tidak ada yang menyadari bahwa bank telah membeli pinjaman dari semua pemberi pinjaman peer-to-peer dan beberapa lembaga pinjaman yang lebih kecil ini," katanya.
Itu mungkin terlihat bagus di neraca mereka, tetapi hanya "untuk saat ini," kata Horwitz. Namun, ketika ditanya di mana Ia akan menyimpan uangnya di lingkungan seperti itu, ahli strategi mencatat "selalu" ada nilai di pasar. "Saya adalah investor besar dalam komoditas ... karena saya pikir harganya sangat murah," katanya. Sedangkan untuk saham, Ia merekomendasikan investor untuk terus memburu perusahaan yang secara fundamental kuat dan dihargai dengan nilai yang baik.
(gus) Next Article Wall Street Rapor Merah, Tergelincir dari Rekor Tertinggi
Berbicara dengan CNBC International pada Rabu, Todd Horwitz, kepala strategi penasihat investasi Bubba Trading, meramalkan tahun depan akan menjadi "sangat kasar." Untuk 2018, indeks utama di Amerika seperti Nasdaq dan S&P 500 sejauh ini telah jatuh lebih dari 10%.
"Saya pikir kita memasuki masa yang sangat sulit karena semua hal ini terjadi, karena ekonomi yang melemah," katanya.
Salah satu masalah besar adalah utang, Horwitz mengatakan "Kami punya terlalu banyak utang di negara ini." Total utang perusahaan di AS telah membengkak hingga hampir US$9,1 triliun (Rp 27.735 triliun) di pertengahan 2018, menurut data Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan.
Horwitz mengatakan bank-bank AS "Mungkin sekali lagi, memiliki pengaruh yang berlebih." "Kami memungkinkan bank untuk terus mengakumulasi utang besar-besaran dan tidak ada yang menyadari bahwa bank telah membeli pinjaman dari semua pemberi pinjaman peer-to-peer dan beberapa lembaga pinjaman yang lebih kecil ini," katanya.
Itu mungkin terlihat bagus di neraca mereka, tetapi hanya "untuk saat ini," kata Horwitz. Namun, ketika ditanya di mana Ia akan menyimpan uangnya di lingkungan seperti itu, ahli strategi mencatat "selalu" ada nilai di pasar. "Saya adalah investor besar dalam komoditas ... karena saya pikir harganya sangat murah," katanya. Sedangkan untuk saham, Ia merekomendasikan investor untuk terus memburu perusahaan yang secara fundamental kuat dan dihargai dengan nilai yang baik.
(gus) Next Article Wall Street Rapor Merah, Tergelincir dari Rekor Tertinggi
Most Popular