
Ditutup Rp 14.570/US$, Rupiah Jadi Terlemah Kedua di Asia
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
26 December 2018 17:07

Dari sisi positifnya, ada dua faktor yang mampu mendorong rupiah untuk menipiskan pelemahan hari ini. Pertama, anjloknya harga minyak mentah dunia. Pada penutupan perdagangan hari Senin (24/12/2018), harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2019 anjlok 6,7% ke level US$ 42,53/barel, sementara minyak brent kontrak pengiriman Februari 2019 anjlok 6,2% ke level US$ 50,47/barel.
Anjloknya harga minyak mentah tentu menjadi kabar yang menyenangkan bagi rupiah, lantaran memantik optimisme bahwa CAD bisa diredam pada kuartal terakhir di tahun ini.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan minyak dan gas (migas).
Kedua, BI turun tangan dengan melakukan intervensi di pasar spot.
"Untuk mencegah pelemahan rupiah yang tajam, BI langsung masuk ke pasar spot. BI membuka lelang DNDF pukul 08:30 yang dilakukan secara reguler tiap hari," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Rabu (26/12/2018).
"BI memenangkan seluruh incoming bid dari bank sebesar US$ 70 juta untuk tenor 1 bulan. BI juga stand ready di pasar SBN untuk mencegah aksi jual yang berlebihan," jelasnya.
(TIM RISET CNBC INDONESIA) (RHG/RHG)
Anjloknya harga minyak mentah tentu menjadi kabar yang menyenangkan bagi rupiah, lantaran memantik optimisme bahwa CAD bisa diredam pada kuartal terakhir di tahun ini.
Sebagai informasi, pada kuartal-III 2018 CAD mencapai 3,37% dari Produk Domestik Bruto (PDB), terdalam sejak kuartal II-2014, seiring dengan besarnya defisit perdagangan minyak dan gas (migas).
"Untuk mencegah pelemahan rupiah yang tajam, BI langsung masuk ke pasar spot. BI membuka lelang DNDF pukul 08:30 yang dilakukan secara reguler tiap hari," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Rabu (26/12/2018).
"BI memenangkan seluruh incoming bid dari bank sebesar US$ 70 juta untuk tenor 1 bulan. BI juga stand ready di pasar SBN untuk mencegah aksi jual yang berlebihan," jelasnya.
(TIM RISET CNBC INDONESIA) (RHG/RHG)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular