Pemerintah AS Tutup, Harga Emas Cetak Rekor

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
26 December 2018 12:17
Harga emas yang merupakan aset safe haven melonjak ke level tertingginya dalam enam bulan terakhir.
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emas mencatatkan reli jelang tutup tahun 2018 karena kekacauan yang terjadi di pasar saham global, penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (AS), dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi tahun depan memicu naiknya permintaan logam mulia ini.

Harga emas yang merupakan aset safe haven melonjak ke level tertingginya dalam enam bulan terakhir.



Harga emas batangan naik pada perdagangan awal di Asia, Rabu (26/12/2018), sebelum bergerak lebih stabil sembari menuju kenaikan bulanan terbesarnya sejak Agustus 2017 lalu, Bloomberg melaporkan dan dikutip oleh The Straits Times.

Logam mulia ini terbukti menjadi aset yang diuntungkan dari aksi jual yang melanda pasar saham global setelah indeks-indeks acuan bursa AS terjun bebas hari Senin dan diikuti oleh kerugian di Asia pada Hari Natal.

Para investor mencari perlindungan dari risiko di tengah tanda-tanda berlanjutnya penutupan pemerintahan AS, ketegangan antara Presiden Donald Trump dengan bank sentral Federal Reserve, serta pengunduran diri Menteri Pertahanan James Mattis.



"Secara keseluruhan, langkah terbaru terhadap emas harus menjadi pengingat bagi para investor, bahwa emas dalam bentuk apa pun harus menjadi bagian penting dari strategi investasi jangka panjang, karena lagi-lagi logam mulia ini telah membuktikan bobotnya ketika pasar bergejolak," kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia-Pasifik di Oanda Corp, Bloomberg melaporkan.

Harga emas batangan di pasar spot naik 0,2% menjadi US$ 1.271,36 per ounce, tertinggi sejak Juni, sebelum diperdagangkan pada US$1.268,13 pukul 9.02 pagi di Singapura, menurut harga umum Bloomberg. Bulan ini harga emas telah melonjak 3,9%.

"Musim Natal ini, kami menghadapi volatilitas besar-besaran di saham AS, dan Nikkei tenggelam ke 'bear market'," kata Xu Wenyu dari Huatai Futures Co. "Penutupan pemerintahan AS telah menambah daftar kekhawatiran pasar."


Sebanyak sembilan dari 15 departemen federal dan beberapa lembaga lainnya tutup pada hari Sabtu setelah Trump menolak menandatangani rancangan belanja yang di dalamnya tidak termasuk uang untuk tembok di sepanjang perbatasan dengan Meksiko. Para anggota Kongres telah meninggalkan Washington hingga 27 Desember untuk liburan Natal sehingga perundingan untuk mengakhiri penutupan tertunda.

(prm) Next Article Akhirnya, Emas Mulai Menunjukkan Kilaunya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular