
Akhirnya, Emas Mulai Menunjukkan Kilaunya!
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
11 September 2018 07:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia mulai merangkak naik setelah beberapa sentimen positif mampu memoles kilau si kuning ini.
Kesepakatan Brexit yang diproyeksi bisa lebih cepat mendorong penguatan Poundsterling dan Euro terhadap dolar. Hal ini membuat emas lebih murah untuk pembeli di zona Inggris dan Euro.
Kepala Juru Runding Brexit Uni Eropa, Michel Barnier mengatakan keluarnya Inggris dari blok tersebut realistis dilakukan dalam waktu enam hingga delapan minggu.
Spot emas naik 0,1% pada US$ 1.195,91 per ounce pada perdagangan Senin (10/9/2018) waktu AS. Sementara emas berjangka terlihat stagnan.
Emas telah jatuh lebih dari 12% dari level tertingginya di US$ 1.365,23 per ounce pada April 2018 kemarin karena meningkatknya perselisihan dagang AS-China. Melemahnya mata uang negara berkembang dan meningkatknya suku bunga acuan AS membuat dolar kian perkasa dan membuat harga emas jatuh.
Walter Pehowich, Wakil Presiden Eksekutif Layanan Investasi di Dillon Gage Metals mengatakan harga emas sempat merosot lagi di Senin kemarin karena investor masih menghampiri dolar AS.
Presiden Donald Trump menungkapkan pada Jumat pekan lalu siap memungut pajak tambahan pada semua barang impor dari China. China sendiri akan menanggapinya jika AS benar-benar mengambil langkah tersebut.
Setelah melewati batas waktu untuk konsultasi publik pada Jumat pagi, ada ketakutan Trump akan segera memberlakukan bea masuk barang-barang Tiongkok senilai US$200 miliar (Rp 2.972 triliun).
Hal ini membuat Yuan jatuh lagi. Beberapa sentimen dolar AS yang kian perkasa ditopang dari data pekerjaan AS yang kuat.
"Sampai harga emas bertahan di atas kisaran US$ 1.220-US$ 1.235 maka akan susah untuk kembali naik," kata Tyler Richey, Co-Editor The Sevens Report.
(dru) Next Article Bursa Saham Global Membara, Harga Emas Antam Stagnan
Kesepakatan Brexit yang diproyeksi bisa lebih cepat mendorong penguatan Poundsterling dan Euro terhadap dolar. Hal ini membuat emas lebih murah untuk pembeli di zona Inggris dan Euro.
Kepala Juru Runding Brexit Uni Eropa, Michel Barnier mengatakan keluarnya Inggris dari blok tersebut realistis dilakukan dalam waktu enam hingga delapan minggu.
![]() |
Spot emas naik 0,1% pada US$ 1.195,91 per ounce pada perdagangan Senin (10/9/2018) waktu AS. Sementara emas berjangka terlihat stagnan.
Walter Pehowich, Wakil Presiden Eksekutif Layanan Investasi di Dillon Gage Metals mengatakan harga emas sempat merosot lagi di Senin kemarin karena investor masih menghampiri dolar AS.
Presiden Donald Trump menungkapkan pada Jumat pekan lalu siap memungut pajak tambahan pada semua barang impor dari China. China sendiri akan menanggapinya jika AS benar-benar mengambil langkah tersebut.
Setelah melewati batas waktu untuk konsultasi publik pada Jumat pagi, ada ketakutan Trump akan segera memberlakukan bea masuk barang-barang Tiongkok senilai US$200 miliar (Rp 2.972 triliun).
Hal ini membuat Yuan jatuh lagi. Beberapa sentimen dolar AS yang kian perkasa ditopang dari data pekerjaan AS yang kuat.
"Sampai harga emas bertahan di atas kisaran US$ 1.220-US$ 1.235 maka akan susah untuk kembali naik," kata Tyler Richey, Co-Editor The Sevens Report.
(dru) Next Article Bursa Saham Global Membara, Harga Emas Antam Stagnan
Most Popular