Sempat Anjlok 1,04% & IHSG Ditutup Turun 0,46%, Kenapa?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 December 2018 17:02
Gaung Resesi Kian Kencang Disuarakan
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pelaku pasar dibuat tak bisa bersantai mendekati akhir pekan. Pasalnya, tanda-tanda terjadinya resesi di AS kian keras digaungkan oleh pasar obligasi AS.

Pada perdagangan tanggal 4 Desember, terjadi inversi spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun adalah sebesar 2 basis poin (bps). Hal ini merupakan indikasi awal dari datangnya resesi di AS.

Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun datang rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.

Namun, konfirmasi datangnya resesi tak cukup mengandalkan spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Konfirmasi biasanya datang dari spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun.

Pasalnya dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, juga selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun. Kajian dari Bespoke menunjukkan bahwa inversi pada kedua tenor ini terjadi rata-rata 89 hari setelah inversi pertama pada obligasi tenor 3 dan 5 tahun.

Pada perdagangan hari ini, spread yield antara kedua tenor tersebut adalah sebesar -37 bps. Memang belum terjadi inversi, tapi nilainya menipis dari posisi kemarin (19/12/2018) yang sebesar -38 bps atau semakin mengarah ke inversi.

Jika dibandingkan dengan posisi awal November yang sebesar -82 bps, situasinya tentu sangat mengkhawatirkan. (ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular