Menerawang Kebijakan The Fed dan BI Tahun Depan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 December 2018 12:18
Bagaimana Kebijakan BI Tahun Depan?
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Dengan posisi dolar AS yang tidak lagi digdaya, bagaimana dengan Indonesia? Apakah Bank Indonesia (BI) masih akan hawkish pada 2019? 

BI di bawah komando Gubernur BI, Perry Warjiyo, memiliki tiga prinsip yang selalu dipegang yaitu preemptive, front loading, dan ahead the curve. Intinya, BI jangan sampai ketinggalan kereta. Jangan sampai terlambat mengikuti tren kebijakan suku bunga global. 

Jika pada 2019 The Fed masih relatif hawkish dan ECB mulai mengetatkan kebijakan moneter, maka ada kemungkinan BI akan melakukan hal yang sama bahkan mungkin mendahului. Ini sesuai dengan prinsip preemtif, front loading, dan ahead the curve.

Selain itu, ada kemungkinan ekonomi Indonesia pada 2019 membaik ketimbang 2018. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran 5,17%, sedangkan tahun depan diperkirakan 5,3%. 

Setiap kali ekonomi Indonesia membaik, pasti akan ada lonjakan impor. Sebab, industri dalam negeri belum mampu memenuhi peningkatan permintaan terutama untuk bahan baku dan barang modal. Oleh karena itu, defisit transaksi berjalan (current account) biasanya akan membengkak kala ekonomi membaik.  

Transaksi berjalan menjadi kata-kata penting dalam penentuan arah kebijakan moneter. Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI, pernah menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini bukan lagi didorong untuk pengendalian inflasi (inflationary driven monetary policy), melainkan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan. Kenaikan suku bunga acuan ditempuh untuk memperlambat laju ekonomi, sehingga impor berkurang dan defisit transaksi berjalan bisa ditekan. 

"Memang ke depan kalau suku bunga meningkat pasti akan mempengaruhi investasi dan impor. Defisit trade balance akan berkurang seiring investasi yang berkurang. Current account masih perlu dibantu, BI masuk dengan kebijakan suku bunga untuk meredam domestic demand. Kita cegah defisit transaksi berjalan terus melebar dan berdampak ke nilai tukar," jelas Dody beberapa waktu lalu. 


Apabila prinsip membantu transaksi berjalan masih dipegang pada tahun depan, maka BI kemungkinan tetap dalam posisi hawkish. Sebab, masih ada potensi pelebaran defisit transaksi berjalan akibat perbaikan ekonomi. 

Well, sekarang 2019 saja belum. Kebijakan ekonomi adalah sesuatu yang dinamis, tidak kaku dan bisa berubah arah sewaktu-waktu. Namun pembacaan awal untuk perkiraan kondisi tahun depan menjadi penting bagi investor untuk menentukan posisi.   

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular