
IEA: Konsumsi Batu Bara Dunia Stabil dan Melambat Sampai 2023
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
18 December 2018 11:19

Jakarta, CNBC Indonesia- Masa jaya batu bara dalam setahun terakhir diperkirakan akan meredup mulai 2023. Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksi permintaan batu bara akan memasuki periode pelambatan dalam beberapa tahun ke depan.
Dalam laporan tahunan yang baru saja diterbitkan, IEA mengatakan pertumbuhan konsumsi batu bara dalam lima tahun, yakni hingga 2023, akan sangat melambat dan tidak lebih dari 1% sepanjang 2017-2023.
IEA menyebut negara-negara maju mulai mengabaikan bahan bakar fosil, sementara India dan negara berkembang lainnya masih mengandalkan batu bara untuk pembangkit listrik mereka.
"Di beberapa negara pembangkit batu bara dikurangi sebagai kunci untuk pemenuhan tujuan kebijakan iklim global, sementara di lainnya batu bara tetap jadi pilihan utama sumber listrik mereka karena ketersediaannya dan keterjangkauannya," ujar IEA.
Dikutip CNBC International, Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol juga mengatakan bahan bakar fosil masih akan jadi andalan utama dunia dalam waktu lama. Di 2023, proyeksi IEA konsumsi batu bara dunia bisa mencapai 5,4 miliar ton.
Meski begitu, porsi batu bara agak turun, yakni hanya 25% dari bauran energi dunia, lebih rendah dibanding saat ini yang mencapai 27%. IEA melihat adanya pertumbuhan bakar berupa gas alam atau sumber energi baru lainnya yang lebih murah dan mengikis porsi batu bara.
Konsumsi batu bara di China, sebagai konsumen terbesar batu bara, akan menjadi faktor penentu utama penggunaan bahan bakar fosil dunia. Konsumsi batu bara di China diperkirakan akan turun 0,5% per tahun hingga 2023. Ini terkait rencana negeri tirai bambu untuk menyediakan udara yang lebih bersih di negaranya.
(gus/miq) Next Article Harga Batu Bara Ikut Mendidih karena Cuaca 'Bak Neraka'
Dalam laporan tahunan yang baru saja diterbitkan, IEA mengatakan pertumbuhan konsumsi batu bara dalam lima tahun, yakni hingga 2023, akan sangat melambat dan tidak lebih dari 1% sepanjang 2017-2023.
Dikutip CNBC International, Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol juga mengatakan bahan bakar fosil masih akan jadi andalan utama dunia dalam waktu lama. Di 2023, proyeksi IEA konsumsi batu bara dunia bisa mencapai 5,4 miliar ton.
Meski begitu, porsi batu bara agak turun, yakni hanya 25% dari bauran energi dunia, lebih rendah dibanding saat ini yang mencapai 27%. IEA melihat adanya pertumbuhan bakar berupa gas alam atau sumber energi baru lainnya yang lebih murah dan mengikis porsi batu bara.
Konsumsi batu bara di China, sebagai konsumen terbesar batu bara, akan menjadi faktor penentu utama penggunaan bahan bakar fosil dunia. Konsumsi batu bara di China diperkirakan akan turun 0,5% per tahun hingga 2023. Ini terkait rencana negeri tirai bambu untuk menyediakan udara yang lebih bersih di negaranya.
(gus/miq) Next Article Harga Batu Bara Ikut Mendidih karena Cuaca 'Bak Neraka'
Most Popular