Impor China Loyo, Harga Batu Bara Turun Makin Dalam

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 December 2018 12:45
Pada penutupan perdagangan hari Rabu (12/12/2018), harga batu bara Newcastle kontrak berjangka turun sebesar 0,49% ke level US$ 101,65/MT
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC IndonesiaPada penutupan perdagangan hari Rabu (12/12/2018), harga batu bara Newcastle kontrak berjangka turun sebesar 0,49% ke level US$ 101,65/Metrik Ton (MT). Harga si batu hitam pun menyentuh level terendahnya nyaris dalam 2 pekan terakhir.

Harga batu bara mendapatkan energi negatif dari menurunnya impor batu bara China. Selain itu, cuaca dingin di dataran China diperkirakan akan cepat berlalu, sehingga menimbulkan persepsi bahwa konsumsi batu bara Beijing belum akan meningkat secara masif.



Musim dingin memang sudah mencapai puncaknya di Negeri Tirai Bambu. Temperatur di dataran China pun diekspektasikan akan jatuh dalam beberapa hari ke depan.

Saat cuaca dingin esktrim melanda, kebutuhan listrik untuk pemanas ruangan akan meningkat. Hal ini kemudian diperkirakan akan mengatrol volume penggunaan batu bara di sejumlah pembangkit listrik utama di China.

Mengutip data China Coal Transport and Distribution Association, kini penggunaan batu bara harian oleh 6 pembangkit lisrik utama di China meningkat ke level di atas 700.000 ton, tertinggi sejak Agustus 2018.

Sayangnya, cuaca dingin tersebut kini diprediksikan pelaku pasar tidak akan berlangsung lama, sehingga harapan bahwa konsumsi akan meningkat secara signifikan pun pupus. Padahal, naiknya konsumsi secara masif amat diperlukan untuk menggerus stok batu bara di China yang sedang melambung.

Sebagai informasi, stok batu bara pada 6 pembangkit listrik utama China sudah meningkat dalam 9 pekan secara berturut-turut, ke level tertingginya sejak Januari 2015. Teranyar, stoknya meningkat 0,32% secara mingguan (week-to-week/WtW) ke level 17,94 juta ton, dalam sepekan hingga tanggal 7 Desember 2018.

Faktor lainnya yang menjadi pemberat harga si batu hitam adalah impor batu bara China yang turun 13,15% secara tahunan (year-on-year/YoY) ke angka 19,15 juta MT pada November 2018, berdasarkan data bea perdagangan yang dirilis akhir pekan lalu. Level itu merupakan yang terendah sejak Februari 2017.

BACA: Impor China Anjlok, Harga Batu Bara Jeblok

Hal ini nampaknya tidak lepas dari pemerintah China yang memutuskan untuk membatasi impor batu bara di sepanjang tahun 2018. Mengutip laporan dari Shanghai Securities News, seperti dilansir dari Reuters, impor batu bara di tahun ini ditetapkan tidak boleh melebihi volume impor pada tahun 2017.

Dengan regulasi itu, impor pada bulan Desember 2018 juga diperkirakan masih akan tertekan. Sebagai catatan, China hanya boleh membeli batu bara di kisaran 20 juta ton pada dua bulan terakhir tahun ini.

Kebijakan ini dilakukan pemerintah China dalam rangka menjaga harga batu bara domestik tetap tinggi hingga akhir tahun ini. Selain itu, kondisi stok yang berlebih di China juga menjadi alasan pemerintah untuk membatasi impor batu bara.

Sebagai catatan, China adalah konsumen utama batu bara dunia, mencapai 1.892,6 MT pada 2017 atau 51% dari total permintaan dunia. Satu negara menguasai lebih dari separuh permintaan global. Dinamika permintaan impor China akan sangat memengaruhi pergerakan harga batu bara dunia.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)

(RHG/gus) Next Article Bos OJK Buka Suara Soal BSI Masuk Danantara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular