
Menghitung Hari, Menanti Berkah Akuisisi Pertagas oleh PGN
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 December 2018 12:56

Jakarta, CNBC Indonesia- Kekuatan PGN di industri gas bumi nasional kian tak terbendung setelah perseroan mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas), dan masuk di naungan PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan induk (holding) migas.
Kuartal IV-2018 akan menjadi milestone bagi kedua perusahan menyusul tuntasnya akuisisi tahap pertama. Sebagaimana diketahui, tahap pertama akuisisi tersebut setara dengan 50% dari proses akuisisi, dengan total nilai transaksi US$600 juta (Rp 8,75 triliun).
Dengan integrasi PGN dan Pertagas, subholding BUMN gas ini menguasai lebih dari 96% infrastruktur gas nasional di segmen hilir. Perseroan kini memiliki wilayah operasi di 39 kota atau kabupaten di 12 provinsi di Indonesia, dengan pengelolaan gas bumi 1.564 MMscfd.
Integrasi ini pun kian mempermulus ketercapaian target RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) hingga 2025, di antaranya sebanyak 4,7 juta sambungan rumah tangga baru, 6.302 kilometer pipa hilir, dan 5.437 kilometer pipa hulu.
Tim Riset CNBC Indonesia mencatat setidaknya ada empat manfaat jangka panjang yang mengemuka dari akuisisi PGN terhadap Pertagas yakni ekspansi bisnis, perluasan pasar, efisiensi operasi dan investasi, serta penciptaan nilai tambah.
Dari sisi ekspansi bisnis, PGN bisa membuka pasar baru berupa pembangunan infrastruktur untuk suplai gas baru ke pembangkit listrik, industri, komersial, dan rumah tangga, termasuk juga menggarap daerah-daerah baru di Indonesia Timur. Demikian juga dengan pengenalan produk dan layanan yang baru.
Untuk penguasaan pasar, PGN bisa mendapatkan pasar baru dari anak-anak usaha yang bernaung di bawah grup Pertamina contohnya untuk penyaluran gas ke kilang-kilang, pemanfaatan pekerjaan operasi dan perawatan (operation and maintenance/ O&M) di Pertamina Hulu, atau penggunaan kabel optik untuk grup Pertamina.
Sinergi juga melahirkan efisiensi biaya dan nilai tambah. Efisiensi bisa dicapai terutama dari penghematan belanja modal (capital expenditure/ Capex) dan belanja operasi (operational expenditure/Opex). Di sisi lain, efisiensi operasi bisa dicapai misalnya dengan meningkatkan keakuratan pengiriman gas bumi guna mengurangi unaccounted gas loss.
Kuartal IV-2018 akan menjadi milestone bagi kedua perusahan menyusul tuntasnya akuisisi tahap pertama. Sebagaimana diketahui, tahap pertama akuisisi tersebut setara dengan 50% dari proses akuisisi, dengan total nilai transaksi US$600 juta (Rp 8,75 triliun).
![]() |
Dengan integrasi PGN dan Pertagas, subholding BUMN gas ini menguasai lebih dari 96% infrastruktur gas nasional di segmen hilir. Perseroan kini memiliki wilayah operasi di 39 kota atau kabupaten di 12 provinsi di Indonesia, dengan pengelolaan gas bumi 1.564 MMscfd.
Integrasi ini pun kian mempermulus ketercapaian target RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) hingga 2025, di antaranya sebanyak 4,7 juta sambungan rumah tangga baru, 6.302 kilometer pipa hilir, dan 5.437 kilometer pipa hulu.
![]() |
Tim Riset CNBC Indonesia mencatat setidaknya ada empat manfaat jangka panjang yang mengemuka dari akuisisi PGN terhadap Pertagas yakni ekspansi bisnis, perluasan pasar, efisiensi operasi dan investasi, serta penciptaan nilai tambah.
Dari sisi ekspansi bisnis, PGN bisa membuka pasar baru berupa pembangunan infrastruktur untuk suplai gas baru ke pembangkit listrik, industri, komersial, dan rumah tangga, termasuk juga menggarap daerah-daerah baru di Indonesia Timur. Demikian juga dengan pengenalan produk dan layanan yang baru.
Untuk penguasaan pasar, PGN bisa mendapatkan pasar baru dari anak-anak usaha yang bernaung di bawah grup Pertamina contohnya untuk penyaluran gas ke kilang-kilang, pemanfaatan pekerjaan operasi dan perawatan (operation and maintenance/ O&M) di Pertamina Hulu, atau penggunaan kabel optik untuk grup Pertamina.
Sinergi juga melahirkan efisiensi biaya dan nilai tambah. Efisiensi bisa dicapai terutama dari penghematan belanja modal (capital expenditure/ Capex) dan belanja operasi (operational expenditure/Opex). Di sisi lain, efisiensi operasi bisa dicapai misalnya dengan meningkatkan keakuratan pengiriman gas bumi guna mengurangi unaccounted gas loss.
Berikut rincian rangkuman manfaatnya;
Manfaat Holding Migas
Pemerintah
- Mendorong pertumbuhan ekonomi
- Meningkatkan pendapatan negara
- Optimalisasi aset BUMN
- Transparansi tata kelola perusahaan
BUMN
- Efisien biaya operasional
- Meningkatkan posisi pembiayaan
- Meningkatkan kemandirian finansial
- Diversifikasi usaha
Masyarakat
- Menambah lapangan kerja
- Meningkatkan pasokan gas
- Meratakan distribusi gas
- Mendukung program listrik 35.000 MW
Sumber: PGN
Berlanjut ke Halaman Berikut >>
Manfaat Holding Migas
Pemerintah
- Mendorong pertumbuhan ekonomi
- Meningkatkan pendapatan negara
- Optimalisasi aset BUMN
- Transparansi tata kelola perusahaan
BUMN
- Efisien biaya operasional
- Meningkatkan posisi pembiayaan
- Meningkatkan kemandirian finansial
- Diversifikasi usaha
Masyarakat
- Menambah lapangan kerja
- Meningkatkan pasokan gas
- Meratakan distribusi gas
- Mendukung program listrik 35.000 MW
Sumber: PGN
Berlanjut ke Halaman Berikut >>
Next Page
Nilai Tambah Akuisisi Pertagas
Pages
Most Popular