
Likuiditas Ketat, Ini Gebrakan Baru BRI Himpun Dana Nasabah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
13 December 2018 14:07

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) putar otak untuk menjaga agar kondisi likuiditasnya tetap sehat.
Bank pelat merah ini telah berencana untuk membuat gebrakan demi menarik lebih banyak lagi dana nasabah tahun depan.
"Kita juga jaga bahwa likuiditas bisa kita peroleh bukan hanya dengan cara konvensional, seperti tabungan dan deposito," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
"Tapi bagaimana menciptakan transaction payment yang bisa menarik para pengguna menggunakan BRI payment-nya sehingga menambah jumlah transaksi dan mereka akan maintain rekeningnya di BRI dan menambah CASA," tambahnya.
Bank dengan perolehan laba tertinggi di Indonesia itu menyadari bahwa nasabah-nasabahnya menaruh uangnya di bank dengan berbagai motivasi, seperti mendapatkan imbal hasil melalui deposito dan berjaga-jaga dengan membuka tabungan.
"Tapi di luar itu, ada yang pakai BRI untuk transaksi, misalnya transfer, beli pulsa, dan lain-lain," kata Haru. "Kalau BRI bisa sediakan layanan itu dengan cepat dan reliable, mereka akan semakin mengunakan BRI dan juga bisa menjadi sumber dana murah bagi BRI."
BRI, lanjutnya, melihat hal tersebut sebagai tantangan bagaimana agar bank dapat menyediakan layanan yang cepat, mudah digunakan, dan murah.
"Ini adalah kunci ke depan karena kita tidak bisa lagi bergantung pada perbankan yang konvensional," tutur Haru.
Bank dengan aset terbesar di Indonesia ini telah membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 13,3% menjadi Rp 872,7 triliun hingga kuartal ketiga tahun ini. Laba bersihnya tercatat Rp 23,5 triliun di periode yang sama, tumbuh 14,6% dengan pertumbuhan kredit 16,5% menjadi Rp 808,9 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Bisnis Penuh Tantangan, Marjin Perbankan RI Tetap Tebal
Bank pelat merah ini telah berencana untuk membuat gebrakan demi menarik lebih banyak lagi dana nasabah tahun depan.
"Kita juga jaga bahwa likuiditas bisa kita peroleh bukan hanya dengan cara konvensional, seperti tabungan dan deposito," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Bank dengan perolehan laba tertinggi di Indonesia itu menyadari bahwa nasabah-nasabahnya menaruh uangnya di bank dengan berbagai motivasi, seperti mendapatkan imbal hasil melalui deposito dan berjaga-jaga dengan membuka tabungan.
![]() |
"Tapi di luar itu, ada yang pakai BRI untuk transaksi, misalnya transfer, beli pulsa, dan lain-lain," kata Haru. "Kalau BRI bisa sediakan layanan itu dengan cepat dan reliable, mereka akan semakin mengunakan BRI dan juga bisa menjadi sumber dana murah bagi BRI."
BRI, lanjutnya, melihat hal tersebut sebagai tantangan bagaimana agar bank dapat menyediakan layanan yang cepat, mudah digunakan, dan murah.
"Ini adalah kunci ke depan karena kita tidak bisa lagi bergantung pada perbankan yang konvensional," tutur Haru.
Bank dengan aset terbesar di Indonesia ini telah membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 13,3% menjadi Rp 872,7 triliun hingga kuartal ketiga tahun ini. Laba bersihnya tercatat Rp 23,5 triliun di periode yang sama, tumbuh 14,6% dengan pertumbuhan kredit 16,5% menjadi Rp 808,9 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Bisnis Penuh Tantangan, Marjin Perbankan RI Tetap Tebal
Most Popular