
AS-China Kian Mesra, Harga CPO Melesat 2% Lebih
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
13 December 2018 13:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini Kamis (13/12/2018), harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak Februari 2019 di Bursa Derivatif Malaysia naik 2,08% ke level MYR 2.057/ton, hingga pukul 12.30 WIB atau penutupan perdagangan sesi I.
Harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia ini mampu melesat tinggi, pasca kemarin hanya ditutup stagnan di level MYR 2.015/ton.
Sentimen yang menjadi kekuatan utama bagi harga CPO hari ini adalah kenaikan harga minyak kedelai dan minyak mentah dunia, menyusul aura damai dagang Washington-Beijing.
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT) kontrak Januari tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada penutupan perdagangan kemarin. Hingga pukul 12.00 WIB siang ini, harga minyak kedelai masih bergerak stagnan.
Sentimen positif bagi harga minyak kedelai adalah China yang kemarin melakukan pembelian minyak kedelai AS untuk pertama kalinya sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan gencatan senjata dalam perang dagang, di awal bulan ini.
BACA: China Beli Kedelai AS Lagi, Harga CPO Menanjak Naik
Hal ini lantas melegakan para petani dari Negeri Paman Sam yang selama ini kesulitan untuk menemukan pembeli di saat panen kedelai justru naik ke rekor tertinggi.
Sebagai informasi, menyusul penetapan bea masuk sebesar 25% dari pihak China per Juli lalu, komoditas kedelai AS memang cukup terpukul. Sepanjang tahun berjalan ini (hingga akhir pekan lalu), harga minyak kedelai sudah amblas di kisaran 13%.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
Faktor lainnya yang menjadi penyokong harga CPO adalah kenaikan harga minyak mentah dunia. Hingga pukul 11.42 WIB hari ini , harga minyak mentah jenis brent kontrak Februari 2019 naik sebesar 0,5%, sementara harga minyak mentah light sweet kontrak Januari 2019 menguat 0,33%.
Harga minyak mentah juga mendapat dukungan dari mulai melunaknya China terhadap AS. Terlebih, China dikabarkan mencabut referensi untuk kebijakan pembangunan industri berteknologi tinggi, atau akrab disebut "Made in China 2025", yang sudah lama membuat AS panas.
Perkembangan ini lantas diyakini investor akan menjadi katalis yang luar biasa bagi perkembangan damai dagang Washington-Beijing. Pasalnya, masalah hak kekayaan intelektual dan pemaksaan transfer teknologi memang jadi salah satu pengganjal negosiasi dagang selama ini.
Pelaku pasar pun semakin percaya diri bahwa perekonomian dunia siap menggeliat seiring perdamaian dagang AS-China yang semakin dekat. Kala ekonomi global mengalami perbaikan, maka permintaan energi dunia (termasuk minyak mentah) pun diekspektasikan akan membaik.
Sebagai informasi, kenaikan harga minyak mentah memang cenderung menyokong harga CPO yang merupakan bahan baku biofuel. Biofuel sendiri merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia naik, produksi biofuel menjadi lebih ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen bahwa permintaan CPO akan meningkat.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/hps) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Harga komoditas unggulan agrikultur Malaysia dan Indonesia ini mampu melesat tinggi, pasca kemarin hanya ditutup stagnan di level MYR 2.015/ton.
Sentimen yang menjadi kekuatan utama bagi harga CPO hari ini adalah kenaikan harga minyak kedelai dan minyak mentah dunia, menyusul aura damai dagang Washington-Beijing.
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT) kontrak Januari tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada penutupan perdagangan kemarin. Hingga pukul 12.00 WIB siang ini, harga minyak kedelai masih bergerak stagnan.
Sentimen positif bagi harga minyak kedelai adalah China yang kemarin melakukan pembelian minyak kedelai AS untuk pertama kalinya sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melakukan gencatan senjata dalam perang dagang, di awal bulan ini.
BACA: China Beli Kedelai AS Lagi, Harga CPO Menanjak Naik
Hal ini lantas melegakan para petani dari Negeri Paman Sam yang selama ini kesulitan untuk menemukan pembeli di saat panen kedelai justru naik ke rekor tertinggi.
Sebagai informasi, menyusul penetapan bea masuk sebesar 25% dari pihak China per Juli lalu, komoditas kedelai AS memang cukup terpukul. Sepanjang tahun berjalan ini (hingga akhir pekan lalu), harga minyak kedelai sudah amblas di kisaran 13%.
Seperti diketahui, harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat.
Faktor lainnya yang menjadi penyokong harga CPO adalah kenaikan harga minyak mentah dunia. Hingga pukul 11.42 WIB hari ini , harga minyak mentah jenis brent kontrak Februari 2019 naik sebesar 0,5%, sementara harga minyak mentah light sweet kontrak Januari 2019 menguat 0,33%.
Harga minyak mentah juga mendapat dukungan dari mulai melunaknya China terhadap AS. Terlebih, China dikabarkan mencabut referensi untuk kebijakan pembangunan industri berteknologi tinggi, atau akrab disebut "Made in China 2025", yang sudah lama membuat AS panas.
Perkembangan ini lantas diyakini investor akan menjadi katalis yang luar biasa bagi perkembangan damai dagang Washington-Beijing. Pasalnya, masalah hak kekayaan intelektual dan pemaksaan transfer teknologi memang jadi salah satu pengganjal negosiasi dagang selama ini.
Pelaku pasar pun semakin percaya diri bahwa perekonomian dunia siap menggeliat seiring perdamaian dagang AS-China yang semakin dekat. Kala ekonomi global mengalami perbaikan, maka permintaan energi dunia (termasuk minyak mentah) pun diekspektasikan akan membaik.
Sebagai informasi, kenaikan harga minyak mentah memang cenderung menyokong harga CPO yang merupakan bahan baku biofuel. Biofuel sendiri merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia naik, produksi biofuel menjadi lebih ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen bahwa permintaan CPO akan meningkat.
(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(RHG/hps) Next Article 4 Hari Melemah, Harga CPO Mulai Naik Kembali
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular